
Menurut data dari WHO Global Database on Iodine Deficiency (2004) sekitar 285.4 juta anak usia sekolah 6-12 tahun dan sekitar 1,9 milyar penduduk dunia mengalami defisiensi iodium. Di Asia, sekitar 187 juta anak usia sekolah (6-12 tahun) dan 1,2 milyar populasi umum mengalami defisiensi iodium. Lebih lanjut, kelenjar tiroid merupakan kelainan endokrin terbanyak kedua setelah diabetes melitus di Indonesia.
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 menggambarkan proporsi nilai Ekskresi Iodium Urin (EIU) 100 g/L (risiko kekurangan) pada anak usia 6-12 tahun sebesar 14,9%; pada WUS sebesar 22,1%; pada ibu hamil sebesar 24,3% dan pada ibu menyusui sebesar 23,9%. Keadaan tersebut menjadi pertanda akan timbulnya gangguan metabolisme tiroid yang dapat menyebabkan kondisi penyakit tiroid. Sementara, dalam Riskesdas 2013 juga tergambar prevalensi hipertiroid (diagnosis hipertiroid oleh dokter) sebesar 0,4%.
Menurut dr. Bina Ratna K.F., M.M., Direktur Bethsaida Hospitals “Gangguan kelenjar tiroid kerap tidak disadari karena tak ada gejala khusus. Padahal, jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, kelainan tiroid dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup. Oleh karenanya, penting bagi masyarakat untuk memahami gejala masalah tiroid, dan melakukan deteksi dini terhadap masalah tiroid.”
Masalah tiroid dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu, perubahan ukuran atau bentuk tiroid yang biasa dikenal dengan gondok dan gangguan fungsi hormon tiroid. Kedua masalah tersebut dibagi lagi menjadi dua, perubahan ukuran tiroid yang sering dikenal sebagai gondok dibagi menjadi dua yaitu benjolan jinak dan ganas. Sedangkan gangguan fungsi hormon dibagi menjadi hipertiroid (kelebihan hormon) dan hipotiroid (kekurangan hormon).
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang memiliki fungsi mempertahankan metabolisme tubuh, seperti metabolisme jantung, membantu mengatur metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, memacu pertumbuhan normal, memacu perkembangan dan pematangan sistem saraf dan memacu pembentukan kalori. Dengan kata lain, gangguan kelenjar tiroid dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh dan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.
Lebih lanjut menurut dr. Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD., FINASIM, dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes Bethsaida Hospitals mengatakan “Kelainan kelenjar tiroid dapat mengakibatkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan peningkatan metabolisme.”
Dalam rangka menyambut International Thyroid Awareness Week, Bethsaida Hospitals sebagai penyedia jasa layanan kesehatan yang tidak hanya berfokus pada upaya kuratif namun juga upaya preventif, mewujudkan komitmennya dengan mengedukasi mengenai permasalahan masalah tiroid lebih baik melalui penyelenggaraan Seminar Awam “Waspadai Penyakit Tiroid”. Lebih lanjut, Bethsaida Hospitals juga menyediakan penatalaksanaan masalah tiroid secara terpadu.
No comment yet, add your voice below!