Terapi Oksigen Hiperbarik adalah pengobatan yang menggabungkan oksigen murni (100%) dan tekanan udara yang tinggi kira kira 1,3-6 atmosfer (ata) lebih tinggi dari tekanan permukaan bumi, di dalam sebuah ruangan dengan tujuan meningkatkan kadar oksigen dalam darah, plasma dan jaringan (tubuh). Hiperbarik ini telah terbukti dapat memberikan berbagai macam manfaat bagi orang yang menjalaninya dengan rutin seperti salah satunya adalah luka yang disebabkan oleh penyakit diabetes mellitus. Dengan demikian, simaklah pembahasan berikut untuk mengetahui manfaat yang diberikan.
Apa Itu Penyakit Diabetes Mellitus?
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,dengan tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria,disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga dengan gangguan metabolisme lemak dan protein. hal ini dapat menyebabkan luka yang susah sembuh sehingga terdapatnya kemungkinan untuk seseorang mempunyai borok pada kaki.
Bahaya Yang Ditimbulkan Oleh Penyakit Diabetes Mellitus
Diabetes atau juga dikenal sebagai kencing manis adalah kondisi tingginya kadar gula dalam darah. Jika tidak ditangani dengan baik, diabetes bisa memicu berbagai komplikasi atau bahkan penyakit kronis yang fatal.Salah satu keluhan yang paling banyak dilaporkan pengidap kencing manis yaitu luka di kaki atau di bagian tubuh lain yang susah sembuh. Luka sekecil dan seremeh apapun pada pengidap diabetes harus segera ditangani dengan benar. Terutama luka yang muncul di bagian kaki.
Pasalnya, luka diabetes yang tak diatasi sangat mungkin berubah menjadi Borok kaki. Borok atau infeksi kaki serius akan semakin sulit diobati. Dalam beberapa kasus, borok yang sudah terlalu parah menyebabkan kaki pengidap diabetes harus diamputasi.Ada beberapa faktor yang menyebabkan luka diabetes susah hilang dan malah akan bertambah parah kalau dibiarkan begitu saja. Naiknya kadar gula dalam darah bisa mengakibatkan berbagai komplikasi. Salah satunya adalah dinding pembuluh darah arteri mengeras dan menyempit. Karena itu, aliran darah dari jantung menuju seluruh bagian tubuh Anda jadi terhambat. Padahal, bagian tubuh Anda yang luka sangat memerlukan oksigen dan nutrisi yang terkandung dalam darah agar sembuh.
Karena bagian yang luka tak mendapat asupan oksigen dan nutrisi yang cukup, sel-sel tubuh pun semakin sulit memperbaiki kerusakan jaringan dan saraf. Maka, luka diabetes Anda jadi tak kunjung sembuh atau malah tambah parah. Anda mungkin tak sadar bila lukanya jadi tambah parah. Maka, Anda bisa saja terlambat menangani luka sebelum jadi borok dan terinfeksi.
Tingginya kadar gula dalam darah pengidap kencing manis membuat sel-sel yang bertugas untuk menjaga kekebalan tubuh (imun) melemah. Karena itu, luka sedikit saja bisa jadi infeksi parah yang sulit diobati. Ketika sudah luka atau jadi borok pun sel-sel imun tak bisa memperbaiki kerusakannya dengan cepat.
Penanganan Luka Diabetes Mellitus dengan Terapi Oksigen Hiperbarik
Terapi oksigen hiperbarik (HBOT) telah dipromosikan sebagai pengobatan yang efektif untuk luka luka pada diabetes (Diabetic Foot Ulcer) dan penelitian pertama untuk indikasi akan kasus ini telah dilaporkan (dalam Diabetes Care) lebih dari 30 tahun yang lalu. Para Ahli menyarankan bahwa Manfaat dari penelitian HBOT yang ditunjukkan untuk memperbaiki hipoksia (kekurangan oksigen) pada jaringan luka, meningkatkan Aliran darah (perfusi), mengurangi pembengkakan, menurunkan regulasi sitokin radang, mempromosikan proliferasi fibroblas, produksi kolagen, dan pertumbuhan pembuluh darah baru (Angiogenesis) menjadikannya sebagai tambahan yang berguna dalam praktik klinis untuk luka / ulkus penderita diabetes. HBOT juga bermanfaat untuk mengatasi pengobatan yang sulit akibat kasus infeksi jaringan lunak dan tulang . Proses pengobatannya melalui mekanisme yang mencakup membunuh mikroorganisme, memperbaiki fungsi leukosit dan makrofag, dan meningkatkan efek antimikroba. Jika direalisasikan secara klinis, efek efek menguntungkan ini. Meskipun memerlukan teknologi mahal, sangat membantu untuk mengurangi risiko amputasi tungkai bawah pada pasien luka diabetes di kaki (DFU). Dengan demikian, efektivitas klinis HBOT pada ulserasi/perlukaan kaki penderita diabetik merupakan usaha penting.
Beberapa Penelitian terkontrol secara acak telah dilakukan. Cochrane database systematic review terbit pada tahun 2004 menyimpulkan; berdasarkan hasil dari empat percobaan, bahwa “Hiperbarik secara signifikan mengurangi risiko amputasi besar dan dapat memperbaiki kemungkinan penyembuhan pada 1 tahun.Sebuah tinjauan sistematis dan meta analisis yang lebih baru yang mencakup 10 penelitian menyimpulkan bahwa HBOT mengurangi risiko amputasi (rasio odds 0,24, tujuh penelitian) dan meningkatkan kemungkinan penyembuhan luka (rasio odds 10,0, enam penelitian)
Satu Penelitian baru yang membahas masalah HBOT dengan penyembuhan luka diabetus pada kaki (DFU) dilakukan oleh Duzgun dkk. Diterbitkan pada tahun 2008. Penelitian ini membandingkan efek HBOT dengan perawatan luka standar saja pada 100 pasien dengan luka/ulkus kaki diabetes dengan pengobatan yang sesuai selama sebulan. Mereka menemukan bahwa HBOT memberikan tingkat penyembuhan luka yang lebih tinggi secara statistik (66% vs 0%), tingkat intervensi operasi yang lebih rendah (debridement, amputasi, atau flap atau graft kulit; 16% vs 100%), dan tingkat amputasi ekstremitas lebih rendah (8% vs 82%). Penelitian ini, sama dengan kebanyakan penelitian lain yang pernah dipublikasikan sebelumnya.
Namun sayangnya masih sangat sedikit fasilitas kesehatan di indonesia yang memiliki alat HBOT ini. Dan banyak yang berpendapat pelayanan HBOT mahal, tetapi sebenarnya sebuah rangkaian pengobatan yang terjangkau dan efektif sehingga akan mempercepat proses perawatan dan pengurangan pengobatan bahkan mungkin tindakan operasi. Namun ada keterbatasan dalam pelayanan HBOT ini memerlukan waktu yang lama, perlu beberapa kali untuk hadir ke unit pelayanan HBOT agar tercapai hasil penyembuhan yang baik. Analisis ekonomi terbatas dengan menggunakan data klinis primer menyarankan, bagaimanapun, bahwa penggunaan HBOT berpotensi hemat biaya atau bahkan pemangkasan biaya yang bermakna. Dan berkurangnya potensi perburukan luka diabetik atau bahkan penderitaan yang dialami akibat kondisi DFU yang sulit sembuh.
Narasumber : dr. Erick Supondha, MKK(DHM), DMAC
No comment yet, add your voice below!