Berbagai masalah pada gigi dan rongga mulut, seperti gigi berlubang, gigi berjejal dan masalah gigi lainnya secara fakta  dialami oleh 25 juta anak-anak dan remaja. Proses kerusakan gigi bahkan dimulai sejak gigi si kecil mulai erupsi, hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dan kepedulian orang tua terhadap tumbuh kembang anak termasuk rongga mulut anak. Para orang tua beranggapan bahwa kelak gigi anak akan digantikan oleh gigi dewasa sehingga mereka merasa tidak perlu memelihara dan menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut anak.  Padahal adanya  kerusakan gigi pada anak secara tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan baik fisik maupun kecerdasannya.

Gigi anak atau yang dikenal dengan istilah gigi susu/gigi sulung/ gigi decidui berjumlah 20 buah,  mulai tumbuh sejak bayi berusia 6 bulan hingga 3 tahun. Gigi sulung memiliki beberapa fungsi yaitu memotong, mengiris, merobek makanan dan juga berfungsi dalam proses pengunyahan, selain itu gigi sulung juga memiliki fungsi estetik, memperjelas pengucapan dan mempertahankan ruangan untuk tumbuhnya gigi permanen. Pada proses pengunyahan gigi sulung berperan dalam mengoptimalkan asupan nutrisi yang dibutuhkan anak dalam masa pertumbuhan dan enstimulasi pertumbuhan rahang.

Gigi sulung yang tidak dirawat dengan baik ditambah dengan seringnya si anak mengkonsumsi  makanan manis yang mengandung gula dapat menyebabkan gigi berlubang (karies). Gigi berlubang   jika dibiarkankan dan tidak dirawat akan menyebabkan karies meluas  mulai lapisan dentin, hingga mengenai saraf gigi dan menimbulkan rasa sakit hingga pembengkakan, hal ini menyebabkan anak menjadi sulit makan, secara tidak langsung mengganggu asupan nutrisi anak sehingga mempengaruhi tumbuh kembang anak secara keseluruhan. Sebaiknya anak diberitahu dan ikut terlibat di dalamnya.

Perawatan gigi anak  selain dengan membersihkan dan mengajarkan anak menyikat gigi sejak gigi sulung mulai tumbuh, juga dengan memperkenalkan dan mengajak anak ke dokter gigi sedini mungkin. Periksakan gigi anak pada saat gigi tidak dalam keadaan bermasalah, sehingga anak tidak akan mengalami rasa takut yang berlebihan pada dokter gigi dan perawatan gigi yang akan dilakukan. Keluarga dalam hal ini orang tua sangat berperan penting dalam mempersiapkan mental anak sebelum melakukan kunjungan ke dokter gigi.

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment