Tahukah Anda bahwa 1 dari 8 wanita di dunia beresiko tinggi terkena kanker payudara? Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika, bahwa setiap 29 detik terdapat 1 wanita yang di diagnosa terjangkit kanker payudara. Di Asia, angka kejadian kanker payudara adalah sebanyak 96.3 dari 100.000 kasus. Di Indonesia, insiden atau kejadian kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan dan sebanyak lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut. Hal ini tentu menjadi bukti, bahwa betapa kanker payudara merupakan jenis kanker yang berbahaya dan kanker payudara merupakan penyokong angka mortalitas tertinggi kedua setelah kanker mulut rahim / kanker serviks.

Kanker merupakan masalah kesehatan dari banyak negara di dunia dan termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Hal ini disebabkan oleh jumlah korban yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan belum ditemukan cara yang efektif untuk pengobatannya. Prevalensi kanker di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik di negara-negara barat maupun di negara-negara bagian Asia. Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.

Siapa saja yang berisiko terjangkit kanker payudara?

Setiap wanita di dunia memiliki risiko terkena kanker payudara. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjangkitnya kanker payudara. Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan seorang wanita lebih rentan terkena kanker payudara, yaitu :

  • Wanita pada usia produktif.
  • Wanita dengan riwayat kanker payudara
  • Wanita dengan riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
  • Wanita dengan jaringan payudara yang padat
  • Wanita yang mengalami haid pertama lebih cepat dari usia normal
  • Wanita yang terlambat hamil (hamil pada usia >30 tahun)
  • Wanita yang mengalami proses menopause >55 tahun
  • Wanita yang menjalani terapi hormon
  • Wanita yang sering terpapar radiasi
  • Wanita yang jarang atau tidak beraktifitas secara fisik
  • Wanita yang rutin mengkonsumsi alkohol (>1 gela per hari)
  • Wanita yang merokok secara aktif
  • Wanita dengan tingkat stress yang tinggi
  • Wanita yang tidak menyusui
  • Wanita dengan ras kulit putih
  • Wanita yang sering bergadang atau bekerja pada malam hari
  • Wanita dengan berat badan berlebih (obesitas)
  • Wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi hormonal
  • Wanita yang sering melakukan aborsi

Apakah gejala kanker payudara?

Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu. Berikut merupakan gejala kanker payudara :

  • Terdapat benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran
  • Kulit payudara berubah warna: dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk, muncul rasa sakit yang hilang-timbul
  • Puting susu masuk ke dalam (retraksi)
  • Kulit payudara terasa seperti terbakar
  • Puting payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui
  • Muncul borok (ulkus) pada payudara

Bagaimakakah mencegah timbulnya kanker payudara secara alami?

Ada beberapa tips untuk meminimalisir timbulnya kanker payudara pada wanita. Beberapa hal ini, apabila dimulai sedini mungkin, dapat menurunkan resiko terjangkitnya kanker payudara pada seorang wanita. Antara lain adalah sebagai berikut :

  • Berolahragalah secara teratur
  • Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi
  • Bila Anda pengkonsumsi daging, sebaiknya daging tidak dimasak terlalu matang
  • Konsumsilah lebih banyak buah dan sayur
  • Konsumsilah suplemen atau makanan yang kaya anti-oksidan
  • Konsumsilah makanan yang kaya akan Fito-Esterogen
  • Hindari alkohol
  • Kontrol berat badan
  • Berjemur di bawah matahari
  • Jangan merokok
  • Memberikan ASI bagi si kecil

Darimanakah Anda mengetahui adanya kanker pada payudara Anda?

Diagnosis awal bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin terjadinya kanker payudara. Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara dan serta terapi dini dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak kepada pasien. Dua diagnosis dini yang dapat dilakukan yaitu:

  • SADARI (Periksa Payudara Sendiri)

Sebaiknya mulai biasa dilakukan pada sekitar usia 20 tahun, minimal sekali sebulan. SADARI dilakukan 3 hari setelah haid berhenti atau 7 hingga 10 hari dari haid. Intinya adalah dengan melihat kesimetrisan atau perubahan bentuk payudara, meraba untuk mengetahui ada tidaknya benjolan pada permukaan payudara dan pada ketiak bagian bawah, dan memencet puting untuk mengetahui ada tidaknya cairan/darah yang keluar.

  • SARANIS (Periksa Payudara Secara Klinis)

Jika terdapat ketidaknormalan payudara dari SADARI, maka dilanjutkan ke SARANIS. Prosedurnya sama seperti SADARI, tetapi dilakukan oleh tenaga kesehatan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk lebih memastikan kondisi payudara apakah hal yang dicurigai termasuk kanker atau bukan.

Pemeriksaan penunjang juga sangat dianjurkan untuk mendukung diagnosa yang di tegakan. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :

Mammography

Yaitu pemeriksaan penunjang dengan X-ray pada payudara. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memastikan ada tidaknya perubahan pertanda kanker payudara yang tidak terlihat saat pemeriksaan fisik. Mammography dapat mendeteksi adanya massa (gumpalan) dan mikrokalsifikasi. Pemeriksaan ini cukup efektif untuk wanita berusia di atas 40 tahun.

Ultrasound (USG)

Ultrasound dilakukan dengan menggunakan gelombang suara yang diarahkan pada jaringan payudara. Hasilnya diterima oleh komputer dan diinterpretasikan dalam bentuk gambar. Ultrasound dapat memperlihatkan adanya padatan (benjolan), kista atau campuran keduanya.

MRI

MRI dapat memperlihatkan perbedaan antara jaringan yang normal dan jaringan yang tidak normal.

Biopsi

Jika terdapat benjolan yang dapat teraba, atau adanya ketidaknormalan dari imaging mammography, Ultrasound, atau MRI maka dilakukan biopsy. Biopsi ditujukan untuk menentukan adanya sel kanker dan tipe sel kanker tersebut, dan status hormone reseptor (ER/PR) dan status gen HER2 (human epidermal growth factor receptor-2). Biopsi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu biopsi jarum dan biopsi eksesional (dengan pembedahan).

Baca juga:
Doing, Observing, Act for Breast Cancer
Dara, Sudahkah Memeriksa Payudara Anda?
Deteksi Dini Kanker Payudara

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment