Gejala Kanker Payudara, Diagnosis dan Terapinya

Kanker Payudara atau Breast Cancer adalah salah satu jenis kanker yang perlu mendapatkan perhatian lebih terutama pada kaum wanita karena bisa menyebabkan kematian yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2007, diketahui bahwa penderita kanker payudara telah menempati urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%) (Depkes RI, 2009) dan pada tahun 2011, menurut World Health Organization diperkirakan 508.000 wanita telah meninggal akibatnya. Tingginya angka kejadian dan kematian yang diakibatkannya membuat kanker ini menjadi salah satu masalah kesehatan yang menarik perhatian dunia.

Faktor Faktor Risiko Kanker Payudara

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terkena breast cancer:

– Jenis kelamin: Para wanita lebih memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan para pria.
– Usia: Memiliki usia diatas 40 tahun lebih berisiko tinggi
– Siklus Haid: Mengalami haid yang terlalu muda dan menopause diatas usia 50 tahun.
– Riwayat laktasi dan kontrasepsi oral.
– Riwayat keluarga keturunan pertama.
– Kelainan genetik (BRCA1 dan BRCA2)
– Minum alkohol dan merokok
– Riwayat radiasi di daerah dada/payudarapada usia muda
– Riwayat tumor payudara jinak atypical ductal hyperplasia (ADH) dan atypical lobular hyperplasia (ALH).

Gejala Atau Tanda-Tanda Seseorang Terkena Kanker Payudara

Berikut ini adalah gejala atau tanda-tanda yang bisanya dapat terdeteksi oleh diri sendiri:

– Umumnya berupa benjolan yang padat dan keras dan biasanya tidak disertai nyeri
– Adanya perubahan bentuk puting yang tertarik kedalam, puting mengeluarkan darah (nipple discharge), eksema atau luka tidak sembuh sembuh sekitar putting (paget)
– Lesung pada kulit (dimpling)
– Kulit payudara seperti kulit jeruk (peau d’orange)
– Luka atau borok
– Adanya benjolan di ketiak

Pendeteksian Dini Untuk Para Penderita

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mendeteksi untuk para penderita:

– SADARI (Periksa payudara sendiri) dilakukan setiap bulan (8-10 hari setelah menstruasi
berakhir) dan dapat dimulai usia 20 tahun.
– Usia 20-30 tahun melakukan pemeriksaan linis payudara ke dokter setiap 3 tahun dan
mulai usia 40 tahun setiap 1 tahun
– Wanita diatas 40 tahun dengan mammografi dan/atau USG, dibawah 40 tahun dengan USG
– Pada wanita yang berusia dibawah 40 tahundengan riwayat keluarga Breast Cancer dan faktor risiko tinggi, skrining dapat dimulai lebih awal dengan USG atau MRI.

Diagnosa Kanker Payudara

Diagnosis ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang, pemeriksaan histopatologi (biopsy) dan USG (Ultrasonography).

Terapi Penyembuhan Kepada Para Penderita 

Terapi ini pada awalnya harus didahului dengan diagnosis kerja yang definitive (termasuk penetapan stadium), meliputi :

– Pembedahan : mastektomi (pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dan kelenjar getah bening di ketiak.
– BCS (Breast Conserving Surgery) : pembedahan tumor dengan mempertahankan bentuk payudara, dibarengi atau tanpa rekonstruksi.
– Kemoterapi : pengobatan kanker dengan obat sitotoksik antineoplasma, dan mempunyai efek secara sistemik
– Radiasi : dengan menggunakan sinar pengion untuk membunuh sel kanker
– Terapi hormon: merupakan terapi sistemik yang ditujukan pada sel kanker yang memiliki reseptor hormon positif
– Terapi target : merupakan obat yang memblokade pertumbuhan sel kanker secara spesifik sesuai karakteristik tumor tersebut.

 

Narasumber : dr. Abdul Rachman, Sp.B(K)Onk

Mengenal Mammografi untuk Kesehatan Payudara

Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar rontgen dosis rendah untuk menemukan tumor payudara sedini mungkin. Mammografi memperlihatkan dengan jelas perbedaan kepadatan tumor dan jaringan sekitarnya sehingga kanker payudara kecil sekalipun dapat terdeteksi.

American Cancer Society dan National Cancer Institut menganjurkan untuk melakukan mammografi setidaknya  1 tahun sekali untuk wanita yang berusia lebih dari 40 tahun walaupun tanpa gejala. Mammografi juga sangat disarankan bagi wanita yang memiliki riwayat kanker payudara atau yang mempunyai keluhan seperti :

  • Teraba benjolan atau penebalan di payudara walaupun tidak sakit
  • Sakit pada payudara
  • Kulit payudara seperti kulit jeruk
  • Warna atau tekstur kulit payudara berubah
  • Perubahan bentuk payudara
  • Putting susu tertarik kedalam
  • Keluar cairan abnormal dari putting susu.

Walaupun mammografi menggunakan sinar rontgen dosis rendah, tapi tidak disarankan untuk dilakukan bagi wanita yang sedang hamil.

Hingga saat ini, mammografi masih menjadi pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk deteksi dini kanker payudara. Dengan melakukan mammografi secara teratur dapat mendeteksi secara dini kanker payudara dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.

Narasumber: dr. Lily Suharyani, MHKes

Hal Yang Harus Diperhatikan Para Wanita

Tahukah Anda bahwa 1 dari 8 wanita di dunia beresiko tinggi terkena kanker payudara? Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika, bahwa setiap 29 detik terdapat 1 wanita yang di diagnosa terjangkit kanker payudara. Di Asia, angka kejadian kanker payudara adalah sebanyak 96.3 dari 100.000 kasus. Di Indonesia, insiden atau kejadian kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan dan sebanyak lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut. Hal ini tentu menjadi bukti, bahwa betapa kanker payudara merupakan jenis kanker yang berbahaya dan kanker payudara merupakan penyokong angka mortalitas tertinggi kedua setelah kanker mulut rahim / kanker serviks.

Kanker merupakan masalah kesehatan dari banyak negara di dunia dan termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Hal ini disebabkan oleh jumlah korban yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan belum ditemukan cara yang efektif untuk pengobatannya. Prevalensi kanker di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik di negara-negara barat maupun di negara-negara bagian Asia. Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.

Siapa saja yang berisiko terjangkit kanker payudara?

Setiap wanita di dunia memiliki risiko terkena kanker payudara. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjangkitnya kanker payudara. Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan seorang wanita lebih rentan terkena kanker payudara, yaitu :

  • Wanita pada usia produktif.
  • Wanita dengan riwayat kanker payudara
  • Wanita dengan riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
  • Wanita dengan jaringan payudara yang padat
  • Wanita yang mengalami haid pertama lebih cepat dari usia normal
  • Wanita yang terlambat hamil (hamil pada usia >30 tahun)
  • Wanita yang mengalami proses menopause >55 tahun
  • Wanita yang menjalani terapi hormon
  • Wanita yang sering terpapar radiasi
  • Wanita yang jarang atau tidak beraktifitas secara fisik
  • Wanita yang rutin mengkonsumsi alkohol (>1 gela per hari)
  • Wanita yang merokok secara aktif
  • Wanita dengan tingkat stress yang tinggi
  • Wanita yang tidak menyusui
  • Wanita dengan ras kulit putih
  • Wanita yang sering bergadang atau bekerja pada malam hari
  • Wanita dengan berat badan berlebih (obesitas)
  • Wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi hormonal
  • Wanita yang sering melakukan aborsi

Apakah gejala kanker payudara?

Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu. Berikut merupakan gejala kanker payudara :

  • Terdapat benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran
  • Kulit payudara berubah warna: dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk, muncul rasa sakit yang hilang-timbul
  • Puting susu masuk ke dalam (retraksi)
  • Kulit payudara terasa seperti terbakar
  • Puting payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui
  • Muncul borok (ulkus) pada payudara

Bagaimakakah mencegah timbulnya kanker payudara secara alami?

Ada beberapa tips untuk meminimalisir timbulnya kanker payudara pada wanita. Beberapa hal ini, apabila dimulai sedini mungkin, dapat menurunkan resiko terjangkitnya kanker payudara pada seorang wanita. Antara lain adalah sebagai berikut :

  • Berolahragalah secara teratur
  • Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi
  • Bila Anda pengkonsumsi daging, sebaiknya daging tidak dimasak terlalu matang
  • Konsumsilah lebih banyak buah dan sayur
  • Konsumsilah suplemen atau makanan yang kaya anti-oksidan
  • Konsumsilah makanan yang kaya akan Fito-Esterogen
  • Hindari alkohol
  • Kontrol berat badan
  • Berjemur di bawah matahari
  • Jangan merokok
  • Memberikan ASI bagi si kecil

Darimanakah Anda mengetahui adanya kanker pada payudara Anda?

Diagnosis awal bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin terjadinya kanker payudara. Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara dan serta terapi dini dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak kepada pasien. Dua diagnosis dini yang dapat dilakukan yaitu:

  • SADARI (Periksa Payudara Sendiri)

Sebaiknya mulai biasa dilakukan pada sekitar usia 20 tahun, minimal sekali sebulan. SADARI dilakukan 3 hari setelah haid berhenti atau 7 hingga 10 hari dari haid. Intinya adalah dengan melihat kesimetrisan atau perubahan bentuk payudara, meraba untuk mengetahui ada tidaknya benjolan pada permukaan payudara dan pada ketiak bagian bawah, dan memencet puting untuk mengetahui ada tidaknya cairan/darah yang keluar.

  • SARANIS (Periksa Payudara Secara Klinis)

Jika terdapat ketidaknormalan payudara dari SADARI, maka dilanjutkan ke SARANIS. Prosedurnya sama seperti SADARI, tetapi dilakukan oleh tenaga kesehatan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk lebih memastikan kondisi payudara apakah hal yang dicurigai termasuk kanker atau bukan.

Pemeriksaan penunjang juga sangat dianjurkan untuk mendukung diagnosa yang di tegakan. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :

Mammography

Yaitu pemeriksaan penunjang dengan X-ray pada payudara. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memastikan ada tidaknya perubahan pertanda kanker payudara yang tidak terlihat saat pemeriksaan fisik. Mammography dapat mendeteksi adanya massa (gumpalan) dan mikrokalsifikasi. Pemeriksaan ini cukup efektif untuk wanita berusia di atas 40 tahun.

Ultrasound (USG)

Ultrasound dilakukan dengan menggunakan gelombang suara yang diarahkan pada jaringan payudara. Hasilnya diterima oleh komputer dan diinterpretasikan dalam bentuk gambar. Ultrasound dapat memperlihatkan adanya padatan (benjolan), kista atau campuran keduanya.

MRI

MRI dapat memperlihatkan perbedaan antara jaringan yang normal dan jaringan yang tidak normal.

Biopsi

Jika terdapat benjolan yang dapat teraba, atau adanya ketidaknormalan dari imaging mammography, Ultrasound, atau MRI maka dilakukan biopsy. Biopsi ditujukan untuk menentukan adanya sel kanker dan tipe sel kanker tersebut, dan status hormone reseptor (ER/PR) dan status gen HER2 (human epidermal growth factor receptor-2). Biopsi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu biopsi jarum dan biopsi eksesional (dengan pembedahan).

Baca juga:
Doing, Observing, Act for Breast Cancer
Dara, Sudahkah Memeriksa Payudara Anda?
Deteksi Dini Kanker Payudara

Dara, Sudahkah Memeriksa Payudara Anda?

Dara, tahukah kamu bahwa penting bagi kita kaum hawa untuk rutin memeriksakan kesehatan payudara kita? Yup, payudara adalah salah satu organ pada tubuh manusia dimana pada kaum hawa, payudara memiliki beberapa fungsi yang salah satu fungsinya adalah untuk estetika. Payudara kita mulai berkembang ketika memasuki usia pubertas dimana terdapat kelenjar susu, ligamen, kelenjar lemak dan juga saraf dan pembuluh darah.

Sungguh penting bagi kita para wanita untuk memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada payudara kita. Menjelang masa menstruasi pada wanita usia produktif, payudara biasanya akan terasa berbeda dimana payudara akan terasa kencang dan padat. Sedangakan pada masa menopause payudara akan terasa lebih kendur dan lembut.

Namun, ada beberapa perubahan tertentu yang perlu kita waspadai karena bisa jadi merupakan indikasi adanya suatu penyakit. Kita tidak perlu malu untuk mencari tahu, mengkonsultasikan ataupun memeriksakan kondisi payudara kita kepada dokter. Akan tetapi, ada beberapa gerakan mudah yang dapat kita lakukan sendiri di rumah untuk memeriksa adakah kelainan pada payudara kita.

Sudah banyak dari kita yang mengetahui tentang gerakan SADARI (perikSA payuDAra sendiRI). Pemeriksaan ini mudah dan dapat kita lakukan sendiri di rumah. Berikut adalah langkah – langkahnya :

  • Langkah 1

Berdirilah di depan sebuah cermin yang memperlihatkan payudara anda secara keseluruhan. Kemudian, angkatlah kedua tangan ke atas dan perhatikan kedua-belah payudara anda dengan seksama. Perhatikan apakah ada tanda bengkak atau kemerahan pada kedua payudara anda.

  • Langkah 2

Letakan kedua tangan di pinggang (tolak pinggang). Perhatikan kembali, apakah ada tanda bengkak atau kemerahan pada payudara anda.

  • Langkah 3

Angkatlah tangan kanan anda ke atas. Kemudian, dengan tangan kiri, rabalah payudara sebelah kanan dengan jari-jari anda mulai dari sisi atas ke sisi bawah payudara anda hingga seluruh payudara teraba. Lakukan gerakan ini secara bergantian pada kedua-belah payudara anda.

  • Langkah 4

Angkatlah tangan kanan anda ke atas. Kemudian, dengan tangan kiri, rabalah payudara sebelah kanan dengan jari-jari anda dengan gerakan memutar mulai dari sisi terluar dari payudara anda hingga ke sisi terdalam (sekitar puting). Lakukan gerakan ini secara bergantian pada kedua-belah payudara anda.

  • Langkah 5

Tekan payudara ke arah puting dengan menggunakan jari-jari kedua tangan anda. Perhatikan, apakah ada cairan yang keluar dari payudara anda.

  • Langkah 6

Dengan posisi berbaring, lakukanlah langkah 3 – 5 kembali. Mudah kan?

Apabila kita menemukan adanya tanda-tanda seperti bengkak, kemerahan, teraba adanya benjolan dan keluarnya cairan yang tidak wajar (bukan ASI), segera konsultasikan ke dokter spesialis anda. Jangan Tunda.

Baca juga:
Doing, Observing, Act For Breast Cancer
Deteksi Dini Kanker Payudara

Doing, Observing, Act For Breast Cancer

Setiap manusia di dunia ini tentulah pernah berdoa dan setiap doa yang dilantunkan tentulah memiliki maksud dan tujuan yang baik. Setiap harapan yang di panjatkan kepada Tuhan-YME haruslah seiring dan sejalan juga dengan usaha yang dilakukan.

Demikian pula dengan apa yang seharusnya kita lakukan dalam menjaga kesehatan kita. Selain berdoa memohon berkat dan rahmat Tuhan-YME supaya memberikan kita kesehatan dan umur panjang, kita tentunya juga harus ber-DOA. DOA yang di maksud disini adalah :

D : Doing (Melakukan)

O : Observing (Mengamati)

A : Act (Bertindak)


  • Doing

Untuk mengetahui kondisi tubuh kita, tentunya kita harus lebih peka dan lebih peduli atas apa yang terjadi pada tubuh kita. Maka dari itu, kita perlu melakukan usaha-usaha untuk menjaga kesehatan tubuh kita dan mencegah timbulnya suatu penyakit.

Khusus untuk kasus kanker payudara, hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah meningkatnya resiko terkena kanker payudara adalah :

  1. Mengkonsumsi makanan sehat, kaya akan serat dan kaya akan Fito-Esterogen
  2. Teratur berolah raga
  3. Menjaga berat badan
  4. Tidak Merokok
  5. Tidak mengkonsumsi alkohol
  • Observing

Selain dengan melakukan tindakan tersebut di atas, kita diharuskan juga melakukan pengamatan secara seksama dan secara kontinu. Amatilah kondisi dan perubahan yang terjadi pada tubuh kita khususnya untuk area payudara. Bagaimanakah caranya dan apa sajakah yang harus diamati…?

Lakukanlah pengamatan pada payudara kita dengan langkah langkah SADARI (perikSA payuDAra sendiRI). Lakukanlah tindakan ini minimal 1 bulan sekali yaitu pada hari ke-3 pasca menstruasi. Dengan melakukan SADARI, kita dapat mengetahui apakah ada perubahan pada payudara kita. Perubahan yang dapat terjadi pada kasus kanker payudara adalah :

  1. Ada atau tidaknya benjolan pada payudara
  2. Adakah perubahan pada warna atau bentuk kulit payudara
  3. Adakah rasa nyeri yang hilang timbul pada payudara
  4. Apakah puting susu tertarik kedalam secara tiba-tiba
  5. Apakah kulit payudara terasa panas terbakar
  6. Apakah puting susu mengeluarkan cairan tidak wajar (bukan ASI)
  7. Adakah borok (ulkus) pada kulit payudara
  • Act

Apabila kita telah melakukan pencegahan dengan menjaga gaya hidup dan telah melakukan pengamatan secara rutin pada payudara kita, maka ada baiknya juga kita mengimbangi pengamatan kita dengan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan lanjutan ini dimaksudkan untuk mendeteksi dan memastikan kondisi payudara kita benar-benar sehat.

Tindakan yang dapat kita lakukan adalah dengan USG Payudara dan Mammografi. Bagi wanita dengan usia <45 Tahun, sebaiknya rutin memeriksakan payudara dengan USG Payudara, dan bagi wanita dengan usia >45 Tahun, sebaiknya melakukan pemeriksaan mammografi secara rutin setiap 1-2 tahun sekali. Semua yang harus kita ketahui mengenai Mammografi dan USG Mammae di sini.

Baca juga:
Deteksi Dini Kanker Payudara
Dara, Sudahkah Memeriksakan Payudara Anda?