Pemeriksaan pap smear telah menjadi salah satu pemeriksaan kesehatan penting bagi para wanita untuk terhindari dari penyakit kanker serviks. Kanker Serviks ini merupakan jenis kanker yang berkembang di leher rahim wanita. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2015, kanker serviks menempati urutan prevalensi teratas penyakit kanker di Indonesia. Pada stadium yang masih dini kanker serviks hampir tidak menimbulkan gejala dan keluhan yang berarti pada penderitanya.
Hubungan Kanker Serviks Dengan Pap Smear
Dengan pemeriksaan pap smear yang rutin para wanita dapat memeriksa keadaan sel sel pada serviks (leher rahim) dan vagina dan melihat apabila ada perubahan pada sel yang mungkin berkembang untuk menjadi kanker. Pemeriksaan ini menjadi suatu hal yang penting terutama bagi para wanita yang sudah pernah berhubungan atau secara seksual aktif. Pemeriksaan pap smear ini penting dilakukan secara rutin karena penderita kanker serviks seringkali terdiagnosis pada stadium yang sudah lanjut. Keluhan utama yang dirasakan penderita kanker serviks adalah perdarahan per vaginal yang terjadi di luar siklus menstruasi, terutama setelah hubungan seksual (post coital bleeding). Selain perdarahan gejala lain adalah keputihan yang berbau busuk yang tak kunjung sembuh.
Pap smear merupakan sebuah tes yang dapat memeriksa keadaan sel-sel pada serviks (leher rahim) dan vagina. Dengan pemeriksaan rutin, perubahan sel-sel yang mungkin bisa berkembang menjadi kanker atau sudah menjadi kanker bisa terdeteksi.
Apa Penyebab Kanker Serviks?
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Penularan infeksi HPV biasanya adalah melalui kontak seksual. HPV digolongkan menjadi 2, yaitu tipe jinak dan tipe ganas. HPV yang ganas menyebabkan perubahan abnormal dari sel-sel pada serviks (neoplasia) yang berujung pada terjadinya lesi pra-kanker dan akhirnya menjadi invasif kanker. Dua jenis HPV utama yang diketahui sebagai penyebab hampir 70% kasus kanker serviks adalah tipe 16 dan 18.
Tindakan Preventif: Vaksinasi HPV & Skrining Kanker Serviks
Pencegahan terbagi menjadi 2, yaitu pencegahan primer melalui vaksinasi dan pencegahan sekunder melalui skrining berkala.
Vaksinasi HPV
Di Indonesia dikenal 2 macam vaksin yaitu tipe bivalent (vaksin HPV tipe 16 dan 18) dan vaksin quadrivalent (vaksin HPV tipe 6, 11, 16 dan 18). Vaksin ini aman dan memiliki toleransi yang baik, dianjurkan diberikan pada anak usia remaja 11-13 tahun dan bagi mereka yang belum pernah melakukan hubungan seksual. Bagi para pasangan yang telah menikah atau telah melakukan hubungan seksual, vaksin ini tetap boleh diberikan dengan terlebih dahulu dilakukan tes DNA HPV dan pemeriksaan sitologi untuk memastikan bahwa sel-sel pada serviks masih sehat.
Skrining Kanker Serviks
Infeksi HPV meyebabkan terjadinya perubahan sel-sel epitel pada serviks menjadi abnormal. Perjalanan infeksi HPV memakan waktu yang sangat panjang (10-20 tahun) sejak seseorang terpapar virus sampai akhirnya menyebabkan kanker. Pemeriksaan papsmear secara berkala direkomendasikan untuk semua wanita yang telah melakukan hubungan seksual setidaknya setiap 1-3 tahun sekali. Dengan deteksi dini, diharapkan kejadian kanker serviks dapat dicegah karena sebelum sel-sel di serviks berubah menjadi ganas, telah terdeteksi terlebih dahulu lesi pra-kankernya sehingga dapat diambil tindakan secara tepat dan cepat.
Narasumber : dr. Andriana Kumala Dewi, Sp.OG