Waspadai Pre-eklampsia Pada Kehamilan!

Pre-eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian pada kehamilan atau keracunan yang terjadi pada wanita hamil. Pre-eklampsia yang sering disebut sebagai toksemia adalah suatu kondisi dimana seorang wanita hamil mengalami tekanan darah tinggi dan adanya proteinuria positif pada saat kehamilan. Proteinuria adalah kandungan protein dalam urin. Pre-eklampsia ini dapat mencegah plasenta untuk mendapatkan atau mensuplai darah yang cukup kepada janin. Jika plasenta tidak mendapatkan darah yang cukup maka secara otomatis janin juga tidak mendapatkan pasokan nutrisi yang memadai dan hal tersebutlah yang memicu bayi lahir prematur/lahir dengan berat badan yang rendah.

Terdapat dua jenis pre-eklampsia yaitu:

1. Pre-eklampsia ringan, ketika :

  • Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (hipertensi)
  • Adanya proteinuria positif/berlebih
  • Sering mengami pusing/sakit kepala
  • Sering mengalami agitasi dan kebingungan
  • Perubahan status mental
  • Output urin berkurang
  • Sering mual dan muntah
  • Sering mengalami nyeri dibagian atas perut
  • Mengalami sesak nafas
  • Berat badan tiba-tiba naik
  • Terjadi pembengkakan pada bagian wajah atau tangan

2. Pre-eklampsia berat terjadi, ketika :

  • Tekanan darah melebihi 160 sistolik atau 110 diastolik (Hipertensi)
  • Perubahan visual atau penglihatan jadi kabur
  • Sakit kepala secara berulang
  • Kesulitan bernafas akibat kelebihan cairan di paru-paru
  • Sakit perut pada bagian atas perut
  • Penurunan output urin
  • Trombosit rendah secara signifikan
  • Disfungsi janin dan hati atau air ketuban yang terlalu sedikit
  • Gangguan penglihatan sehingga pandangan menjadi kabur (Waspadai HELLP Syndrome – dari singkatan hemolysis, elevated liver enzyme, low platelets yang artinya adalah hemolisis dan peningkatan fungsi hepar, trombositopenia)

Penyebab terjadinya pre-eklampsia ini masih tidak diketahui secara pasti namun ada beberapa ahli yang menyatakan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat memicu timbulnya pre-eklampsia yaitu sebagai berikut:

  • Gangguan aliran darah ke plasenta atau uterus
  • Kerusakan pada pembuluh darah plasenta
  • Gizi buruk
  • Penyakit autoimun
  • Kandungan lemak yang tinggi pada tubuh
  • Pengaruh genetik

Terdapat beberapa faktor resiko seorang wanita hamil dapat terkena pre-eklampsia yaitu sebagai berikut:

  • Kehamilan pertama
  • Jika ibu yang hamil lebih mudah dari 18 tahun atau lebih tua 40 tahun
  • Berhubungan dengan jarak antara dua kehamilan
  • Status ekonomi yang rendah (faktor ekonomi)
  • Terdapat riwayat tekanan darah tinggi kronis, diabetes, gangguan ginjal, migrain
  • Terdapat riwayat pre-eklampsia pada keluarga (faktor genetik)
  • Wanita dengan lemak yang berlebih/melebihi rata-rata

Pada umumnya wanita yang menderita pre-eklampsia ini akan disarankan untuk melakukan berbagai pemeriksaan, diantaranya:

Studi menyeluruh tentang riwayat kesehatan. Pemeriksaan tersebut meliputi :

  • Konsultasi dengan dokter spesialis kandungan
  • Memeriksa ada atau tidaknyanya pembengkakan (Edema),
  • Mengukur tekanan darah secara berkala,
  • Melakukan pemeriksaan laboratorium (Protein Urin, Fungsi Hati, Jumlah Trombosit, dsb)
  • USG untuk memeriksa usia dan kondisi janin

Narasumber: dr. M.H. Roy Sianturi, Sp.OG (Dokter Spesialis Kandungan & Kebidanan Bethsaida Hospitals)