Apa itu hepatitis?
Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Hepatitis oleh virus dapat disebabkan oleh virus Hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E dapat meyebabkan kejadian luar biasa. Kedua virus hepatitis ini ditularkan secara fecal-oral akibat perilaku hidup yang kurang sehat. Hepatitis B dapat menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit akut dan kronik. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat 1,2% penduduk Indonesia mengidap hepatitis yang berarti kurang lebih 2,9 juta jiwa.
Gejala hepatitis
Pada keadaan infeksi akut gejala hepatitis mungkin ringan atau tanpa gejala, tapi dapat juga berupa kuning pada kulit dan mata, urin yang berwarna gelap, kelelahan, mual, muntah dan nyeri perut. Pada sebagian orang, virus hepatitis B dan C dapat menyebabkan penyakit hati kronik dan selanjutnya dapat berlanjut menjadi sirosis dan kanker hati.
Penularan hepatitis
Penularan yang umum didapat melalui penggunaan alat-alat yang tidak steril, penyebaran virus melalui darah atau produk darah yang terkontaminasi, penularan dari ibu ke anak saat lahir, dari anggota keluarga ke anak dan juga melalui kontak seksual.
Siapa saja yang berisiko?
Kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi hepatitis B adalah:
- Orang-orang dengan penyakit hati
- Anggota keluarga, orang yang serumah, anak – anak, dan pasangan dari orang yang terinfeksi hepatitis B
- Orang yang diberikan terapi penekanan sistem imun dan pasien kemoterapi
- Pengguna narkoba suntik
- Orang yang menggunakan suntikan yang tidak aman ( jarum bekas)
- Heteroseksual dengan partner seksual yang multiple dan homoseksual
- Pasien dialisis
- Orang dengan infeksis hepatitis C atau HIV
- Wanita hamil
- Pekerja dibidang kesehatan
- Pendonor darah atau organ.
Populasi dengan risiko terinfeksi hepatitis C diantaranya: pengguna narkoba suntik, penerima tranfusi darah yang tidak aman, anak dari ibu yang terinfeksi hepatitis C, pasangan seksual dari orang yang terinfeksi hepatitis C dan orang yang mempunyai tato.
Pencegahan
Untuk pencegahan terhadap hepatitis B dapat diberikan vaksinasi sebanyak 3 dosis. Vaksinasi yang komplit akan memberikan tingkat antibodi yang protektif pada lebih dari 95 % bayi, anak dan dewasa muda. Perlindungan ini dapat berlangsung lebih dari 20 tahun atau mungkin seumur hidup. Untuk hepatitis C tidak ada vaksin, sehingga tindakan pencegahan dapat berupa menurunkan risiko terpapar virus.
Pengobatan
Tidak ada terapi spesifik untuk infeksi akut hepatitis B. Pengobatan ditujukan untuk kecukupan nutrisi dan cairan. Penyakit hati kronik akibat hepatitis B dapat diobati dengan obat obatan anti virus baik berupa suntikan maupun tablet, pada pasien yang memenuhi syarat untuk memulai terapi. Pada kebanyakan orang, terapi tidak menyembuhkan infeksi hepatitis B, tetapi hanya menekan replikasi dari virus.
Terapi untuk hepatitis C berkembang sangat pesat dengan dikembangkannya obat-obat baru. 90 % pasien dengan Hepatits C dapat disembuhkan secara total dalam waktu 3-6 bulan pengobatan. Terapi yang tepat terhadap hepatitis B dan C dapat mencegah timbulnya komplikasi yang mengancam nyawa seperti sirosis dan kanker hati.
Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati setiap tanggal 28 Juli yang tahun ini mengangkat tema “ELIMINATION”, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, perhatian, dan kepedulian berbagai pihak terhadap besarnya masalah virus hepatitis. Dengan demikian komplikasi yang timbul akibat penyakit ini dapat dikurangi yang dengan sendirinya akan dapat mengurangi beban individu, keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Dan dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia, Bethsaida Hospitals meluncurkan produk promo untuk Deteksi Dini Hepatitis B di harga Rp 289.800 dan Vaksin Hepatitis B di harga Rp 388.800. Untuk pendaftaran, silakan hubungi 021-2930 9999. Promo ini berlaku sampai dengan 30 November 2016.
Narasumber: dr. David Reinhard, Sp.PD-KGEH (dokter spesialis penyakit dalam – saluran cerna di Bethsaida Hospitals)