Pertolongan Pertama Pada Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal ( < 50 / 60 mg/dl ). Hipoglikemi dapat terjadi pada pemderita diabetes maupun bukan penderita diabetes.

  1. Pada penderita diabetes
    • Overdosis dari pemberian terapi insulin
    • Asupan makanan kurang ( makan yang tertunda atau lupa, makan yang terlalu sedikit, output yang berlebihan seperti diare atau muntah, diet yang berlebihan)
    • Aktifitas yang berlebihan
    • Penyakit gagal ginjal
    • Hipotiroid
  2. Pada bukan penderita diabetes
    • Peningkatan produksi insulin
    • Aktivitas yang berlebihan
    • Konsumsi makanan yang sedikit kalori
    • Konsumsi alkohol
    • Pasca melahirkan
    • Post gastrectomy
    • Penggunaan obat-obatan dalam jumlah yang besar.

Gejala hipoglikemia

Jika kadar gula darah terlalu rendah, maka tubuh termasuk otak tidak akan bisa berfungsi dengan baik. Dan jika itu terjadi, seseorang yang menderita hipoglikemia akan ditandai dengan gejala-gejala seperti berikut ini.

  1. Gejala ringan : Dapat diatasi sendiri dan tidak mengganggu aktifitas sehari-hari.
    (Rasa lapar, mual, tekanan darah menurun, gelisah, gemetar, denyut jantung meningkat)
  2. Gejala sedang : Dapat diatasi sendiri, sudah mengganggu aktifitas sehari-hari.
    (Sakit kepala, vertigo, gangguan konsentrasi, penurunan daya ingat, perubahan emosi, penurunan fungsi rasa, gangguan koordinasi gerak, penglihatan double.)
  3. Gejala berat : Membutuhkan bantuan orang lain dan terapi
    (Disorientasi, kejang, penurunan kesadaran)

Gejala yang memburuk tersebut umumnya terjadi ketika kadar darah turun secara drastis akibat hipoglikemia yang tidak mendapat penanganan tepat.

Jika Anda menderita diabetes dan curiga sedang mengalami hipoglikemia, disarankan untuk segera menemui dokter jika kondisi Anda tidak mengalami perubahan positif, meski sudah diobati misalnya dengan mengonsumsi makanan atau minuman manis.

Penanganan Pertama dari Hipoglikemia

1. Berikan Minuman Manis
Kadar gula darah yang merosot drastis bisa mengakibatkan penyandang diabetes kehilangan kesadaran.

  • Berikan minuman manis 150-200 ml (teh manis atau jus buah) atau 2-3 sendok teh sirup atau madu untuk membantu meningkatkan kadar gula darah.
  • Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori seperti coklat, kue, donat, ice cream atau cake karena gula yang terkandung di dalam minuman akan lebih cepat diserap oleh tubuh dibandingkan gula yang terdapat di dalam makanan.

Angka kadar gula darah yang kembali stabil akan membuat fungsi organ-organ tubuh berjalan normal kembali.

2. Berikan Tablet Glukosa
Penyandang diabetes yang kerap kali mengalami hipoglikemia biasanya selalu membawa tablet glukosa sebagai bentuk pertolongan darurat pada saat-saat kritis. Tablet glukosa ini berbentuk seperti permen yang pada umumnya mengandung sekitar 5 gram karbohidrat per tablet. Jika Anda berada dalam kondisi sulit dan tidak bisa menemukan minuman manis, maka tablet glukosa ini bisa digunakan sebagai pertolongan pertama

3. Konsumsi Makanan Berkarbohidrat
Setelah kondisi penderita hipoglikemia berangsur membaik, segera berikan makanan yang mengandung karbohidrat seperti roti, biskuit, ataupun nasi. Kandungan karbohidrat di dalam jenis-jenis makanan tersebut akan membantu menyediakan persediaan gula yang diperlukan tubuh secara bertahap. Dengan demikian, kadar gula darah bisa dipertahankan kestabilannya dalam jangka waktu relatif lebih lama.

4. Segera bawa ke rumah sakit terdekat
Bila pertolongan pertama di atas tidak memberikan hasil yang baik, segera bawa ke rumah sakit terdekat agar mendapat pertolongan lebih lanjut.

Tips menjaga kaki penderita penyakit diabetes

Penderita penyakit diabetes mempunyai 40 kali kemungkinan kehilangan kaki dibandingkan orang normal, 4 – 10% diantaranya mengalami tukak kaki (berlubang, bau, kadang berulat). Hampir 70 % dari mereka yang mengalami amputasi penyebabnya adalah diabetes, bukan akibat kecelakaan yang sering kita dengar, lihat, atau baca di media. Secara statistik diseluruh dunia setiap 30 detik terjadi hilangnya satu kaki diamputasi akibat diabetes. Karna itu, penting bagi penderita penyakit diabetes untuk mengetahui tips untuk menjaga dan mencegah terjadinya kaki diabetik antara lain:
Beberapa hal rutin yang harus dilakukan penderita diabetes untuk menjaga dan mencegah terjadinya kaki diabetik antara lain:

1. Periksa kaki setiap hari
Periksa kemungkinan ada goresan, luka, bintik merah,bengkak, dan infeksi jari dan atau kuku. Lakukan setiap sore, jika sulit dilihat gunakan cermin, atau minta tolong anggota keluarga lainnya untuk memeriksa.

2. Cuci kaki
Cuci kaki dgn air hangat, jangan menggunakan air panas, dan jangan direndam. Sebelum mandi pastikan airnya tidak terlalu panas, gunakan siku tangan atau thermometer jika perlu. Pastikan antara jari kaki betul betul kering, gunakan bedak antara jari kaki.

3. Potong, gosok, dan haluskan kuku
Potong kuku setelah membersihkan dan mengeringkan kaki. Potong secara lurus tidak terlalu pendek, lalu kikir. Jangan memotong sudut kuku, jika kuku menebal, berubah warna, atau
tumbuh kedalam kulit, segera bawa ke klinik kaki.

4. Jaga kulit tetap halus dan lembut
Gosok bagian atas dan bawah kaki secara halus dengan menggunakan skin lotion, cream, atau petroleum jelly, tetapi jangan berikan lotion atau cream diantara jari kaki.

5. Gunakan kaos kaki dan alas kaki / sepatu
Selalu gunakan kaos kaki dan sepatu, jangan bertelanjang kaki, walaupun di dalam ruangan. Pilih kaos kaki bersih, ringan, tidak ketat. Pilihan terbaik adalah kaos tanpa lipatan/kelim. Sebelum digunakan, periksa dulu dalam kaos kaki, bersihkan jika ada sisa pasir atau benda benda yang lain.

6. Gunakan sepatu yang pas dan dapat memproteksi dengan baik.
Periksa dulu dalam sepatu sebelum digunakan. Pastikan sepatu cukup nyaman sejak dibeli dan cukup ruang untuk jari kaki,

  • panjang sepatu > 1-2 cm panjang kaki
  • lebar sepatu ~ lebar kaki
  • ruang jari lega
  • bagian dalam dari bahan lembut
  • coba kedua sepatu baru 
  • beli / coba pada sore hari
  • beli sendiri, jangan titip orang lain

7. Lindungi kaki dari panas dan dingin
Gunakan sepatu jika berada di pantai atau permukaan jalan yang panas. Beri sunscreen untuk mencegah sunburn. Jauhi kaki dari sumber panas / api, jangan tempelkan botol air panas atau koyok. Gunakan kaos kaki di malam hari jika terasa dingin.

8. Jaga kelancaran aliran darah yang menuju ke kaki
Tinggikan kaki saat duduk, gerak gerakkan jari dan pergelangan kaki selama 5 menit,2-3x/hari. Jangan menyilangkan kaki untuk jangka waktu yang lama.
Jangan gunakan kaos kaki ketat, band elastic, karet , ikat kaos kaki, dan stop merokok !

9. Rawat kapalan( mata ikan ) / callus hati-hati

  • Jika ada kapalan, periksa ke dokter atau ahli perawatan kaki.
  • Gunakan batu apung setelah mandi untuk memperhalus
  • Gosok perlahan satu arah.
  • Jangan coba memotong!
  • Jangan gunakan silet / plester khusus / obat cair oles untuk melepas kapalan / callus.

10. Berusaha lebih aktif
Rencanakan program aktifitas harian secara individual. Jalan kaki, dansa, renang, bersepeda baik untuk kaki. Hindari aktifitas yang membebani kaki seperti lari dan loncat. Selalu dimulai dengan pemanasan dan periode pendinginan. Gunakan sepatu athletic yang menyangga & melindungi kaki dgn baik. Terbaik jalan cepat.

11. Senam Kaki
Lakukan senam kaki secara teratur tiap hari, dalam posisi duduk dikursi/ sambil tiduran gerakka kaki dan sendi dengan cara ditekuk, diangkat, diputar keluar dan kedalam, lalu cengkeramkan dan luruskan kembali jari jari kaki, ini dilakukan berulang ulang sekitar 10 menit.

Demikianlah beberapa tips singkat untuk menjaga kesehatan kaki penderita penyakit diabetes dan mencegah terjadinya kaki diabetes yang berujung pada amputasi bahkan kematian. Biasakanlah kontrol teratur ke Klinik Diabetes terdekat yang dapat dipercaya walaupun belum ada keluhan, setidaknya 1 bulan sekali. Selamat berlatih merawat kaki!

Silent Hazard of Diabetic Retinopathy

Diabetes is a metabolic disease that could lead to devastating complications if left unchecked. Prolong uncontrolled high blood sugar level would lead to disorder in blood vessels known as angiopathy. There are two kind of angiopathy, microangiopathy and macroangiopathy. In macroangiopathy, atherosclerosis commenced and may blocks blood flow. Stroke, and ischemic heart disease are examples of complications that rise from macroangiopathy. In microangiopathy, smaller blood vessels wall structure becomes thick and weak. It may cause bleeding, protein leakage, and slowing the flow of blood through the body.  This may  lead to tissues damage due to lack of oxygen supply (termed ischemia) and may further lead to cellular death (necrosis).
One of so many organs that are affected is the eye. Pathological process of microangiopathy would cause damages to Retina. Receiving nutrients and oxygen from one of its layer that is rich in blood vessels, called the uvea, Retina could thrive and maintain its function akin to “camera film roll” to receive visual stimulus, convert them to neuron impulses and then send it to the brain for further process.  Microangiopathy would damage uvea blood vessel wall and cause bleeding.  This process would lead to damaged Retina (called diabetic retinopathy) and may cause blindness.
Although the eye is an organ that is rich in sensory ner ves, there are no nerve endings at retina that act as pain receptors. Therefore lots of diabetes patients are not aware of the ongoing process of diabetic retinopathy because it is painless and many of them came to ophthalmologist already in advance state.There are two stage of diabetic retinopathy, nonproliferative diabetic retinopathy and proliferative diabetic retinopathy.
Vessel walls weakened and hemorrhage ensues in the first stage. This leads to swelling in the retina and patient will feel their vision disturbed. In the second stage, blood vessels becomes inadequate providing oxygen to the retina and retina become ischemic.  New blood vessels are formed  as an attempt to provide better circulations and oxygen supply.  However, new blood vessels have weak wall and hemorrhage easily occurs, and this process is repeated and vicious cycles formed, hence the name “proliferative retinopathy”.
Most patients come to an ophthalmologist because of disturbed vision. Complaints of blurry vision, flashing lights, or floating spots may be told.  While symptoms of pain or pressure in one or both of the eye may indicate development of secondary glaucoma. Ultimately, diabetic retinopathy final outcome is blindness.
That is why it is important for diabetic patients to have their eyes checked and monitored by an ophthalmologist (especially a retina sub specialist) regularly.

Apakah Pasien Diabetes Boleh Puasa ?

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dinanti umat Muslim, bukan saja yang sehat wal afiat, yang mengidap diabetes pun berharap dapat berpuasa sebagaimana biasanya. Sebelum menunaikan ibadah puasa, ada baiknya penyandang diabetes melakukan pemeriksaan urin lengkap. Tujuannya untuk melihat profil metabolisme melalui evaluasi urin. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kadar keton. Jika ditemukan keton dalam urin, maka Diabetesi disarankan untuk tidak menjalankan puasa.

Mengapa demikian? Tingginya kadar keton dalam urin menandakan bahwa tubuh memproses cadangan lemak sebagai sumber energi. Kondisi ini menandakan tubuh k pada saat tubuh tidak mendapatkan asupan. Sebagai akibatnya, tubuh akan terasa sangat lemas saat tidak mendapatkan asupan. Oleh karenanya, Diabetesi yang merasa lemah disarankan untuk berhenti berpuasa.

Lebih lanjut, penderita diabetes disarankan untuk berhenti berpuasa apa bila kondisi tubuh terasa lebih lemas atau lemah dari biasanya atau mual muntah. Karena, perasaan lemah tersebut diakibatkan oleh adanya pembelahan sel – sel otot sebagai sumber energi. Jika diteruskan dapat membahayakan kondisi Diabetesi.

Banyak makan makanan berserat saat berbuka, sangat bermanfaat sebagai penyimpan cadangan cairan selama berpuasa. Karena makanan berserat dapat menahan air lebih lama, sehingga kebutuhan hidrasi kita tetap terjaga.

Sebagai bekal berpuasa, berikut tips berpuasa bagi Diabetesi:

  1. Konsultasikan obat dengan dokter Anda. Pemilihan obat dan saat minum obat sangat penting. Pasien disarankan untuk mengkonsumsi obat yang meningkatkan insulin setelah berbuka (pada sore atau malam hari). Obat – obatan     diabetes yang dikonsumsi pagi hari adalah obat yang dapat bekerja dalam jangka waktu pendek.
  2. Diabetesi tidak direkomendasikan untuk mengkonsumsi makan makanan yang lambat dicerna seperti ketan, dodol dan lain sebagainya, tapi tidak disarankan juga untuk mengkonsumsi makanan yang cepat dicerna seperti bubur, lontong dan mie. Makanan yang cepat dicerna dapat segera meningkatkan kadar gula darah, sebaliknya makanan yang lambar dicerna akan mengganggu pencernaan.
  3. Berbukalah dengan korma, karena korma mengandung gula yang mudah dicerna oleh tubuh sehingga dapat menghasilkan energi dengan cepat. Lebih lanjut, konsumsi korma akan mendorong Diabetesi untuk segera mencukupi kebutuhan airnya. Hal ini disebabkan oleh karena makan korma mendorong rasa haus sehingga merasa ingin banyak minum.
  4. Cukupi kebutuhan cairan saat berbuka. Dengan konsumsi air putih saat berbuka, membantu kondisi tubuh untuk menerima asupan makan besar lebih lanjut.

Narasumber:
dr. Duddy Mulyawan, SpPD, FINASIM
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Bethsaida Hospitals