Hepatitis Yang Disebabkan Oleh Sindrom Metabolik

Mengenal Lebih Tepat Mengenai Penyakit Hepatitis 

Apabila kita ditanya mengenai penyakit peradangan hati atau Hepatitis, maka terbayang orang yang sakit dengan keluhan mual, muntah, tidak mau makan dan lemas disertai ciri khas mata yang kuning dan buang air kecil berwarna coklat. Sebelum gejala tersebut muncul, yang dirasakan adalah demam tinggi disertai nyeri pada otot dan persendian. Ada betulnya, namun kondisi tersebut hanya terjadi pada kondisi akut. Kondisi akut tersebut bisa disebabkan oleh hepatitis A akut yang kondisinya terjadi akibat proses infeksi yang baru dan memberikan dampak yang jelas.

Penyakit akut ini tampaknya berat dan menyebabkan seseorang harus dirawat untuk mencegah penularan dan mengatasi dehidrasi, Namun demikian dampak Hepatitis kronik jauh lebih berbahaya dan fatal. Seseorang yang mengalami gangguan hati kronik, tidak akan merasakan penurunan fungsi hati. Hal ini terjadi akibat tubuh kita beradaptasi terhadap kelainan yang terjadi.

Kadang kala keluhan cepat lelah, gampang sakit, tidak memiliki minat terhadap hobi atau kegemarannya, dapat dianggap keluhan yang biasa, karena terlalu lelah atau kurang vitamin atau proses penuaan. Ternyata keluhan tersebut adalah gejala yang paling sering dikeluhkan pasien dengan gangguan hati kronik. Pemeriksaan laboratorium dan medical check-up adalah langkah yang bijak untuk mengetahui kondisi kesehatan kita.

Proses Peradangan Akibat Proses Sindrom Metabolik

Bagaimana hati kita bisa mengalami peradangan? Peradangan hati dapat terjadi akibat infeksi atau proses metabolik. Proses metabolik adalah perubahan makanan menjadi zat-zat yang dapat dimanfaatkan tubuh, sebagai energi atau pembangun atau pengatur. Yang paling berperan adalah hati. Hati tempat menyimpan energi (sebagian energi lainnya disimpan di otot), mendetoksikasi racun, membentuk sistem pertahanan tubuh dan membentuk berbagai enzim dan hormon yang dibutuhkan tubuh.

Proses metabolik yang buruk terjadi akibat asupan makanan yang komposisinya berlebihan atau justru kekurangan. Keduanya dapat merusak hati. Kalau asupan berlebihan, maka tubuh akan menyimpan kelebihan tersebut dalam bentuk lemak. Lemak itu akan disimpan di bawah kulit, di dalam rongga perut dan kadang di dalam sel-sel hati atau yang biasa disebut perlemakan hati. Akibat terjadinya perlemakan hati, terjadilah peradangan hati yang menyebabkan kerusakan sel hati.

Pendeteksian Sindrom Metabolik 

Proses metabolik yang buruk ini, mempunyai gejala yang khas, yang disebut sindrom metabolik. Menurut para ahli dalam NCEP-ATP III, sindrome metabolik dapat ditandai dengan lingkar perut di atas 90cm (untuk lelaki) dan 80cm (untuk wanita); trigliserida di atas 150mg/dL, tekanan darah sistolik >130mmHg atau tekanan darah diastolik >85mmHg dan glukosa darah puasa >110mmHg. Bila.Anda memiliki 3 dari 5 faktor risiko tadi, Anda mendapat predikat sindrom metabolik.

Dampak sindrom metabolik pada hati dapat ditunjukkan dalam USG abdomen sebagai bright liver atau fatty liver yang dapat disertai peradangan hati yang nyata atau peningkatan SGOT/SGPT. Sebagaimana kita ketahui peningkatan SGOT/SGPT menandai besarnya tingkat kerusakan hati, yang artinya terdapat kerusakan sel hati sehingga enzim yang terdapat dalam sel hati tersebut terdeteksi dalam darah.

Menurut WHO, sindrom metabolik terjadi pada 23% populasi pria dan 12% populasi wanita. Sedangkan menurut kelompok usia, prevalensi terbanyak ditemukan pada kelompok usia antara 55-64 tahun, yaitu pada 34% pria dan 21% wanita. Nah, tunggu apa lagi? Segera ketahui kondisi anda agar tetap tampil segar, bugar dan cantik menawan.

Narasumber : dr. Duddy Mulyawan Djajadisastra, Sp.PD, FINASIM