Psikotes Peminatan Untuk Aktualisasi Diri Para Remaja

Pemeriksaan Psikologis ( Psikotes) peminatan adalah serangkaian test yang digunakan untuk menemukan kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu. Salah satu perkembangan pada usia remaja adalah pencarian identitas diri, yang salah satu bentuknya adalah pencarian minat terhadap suatu pekerjaan. Seringkali remaja dihadapkan pada banyak pilihan. Dengan banyaknya pilihan tersebut, membuat remaja menjadi bingung dalam menentukan pilihan. Dengan mengetahui secara ringkas tentang permasalahan remaja yang ada

Masalah Yang Dihadapi Masyarakat

Tak jarang, bagi remaja yang mempunyai sifat pengekor (follower), akhirnya hanya mengikuti yang menjadi minat teman-teman sepermainan saja. Padahal, pilihan dari kebanyakan temannya belum tentu sesuai dengan kemampuan dan minat yang ada pada dirinya. Selain teman, keluarga (orangtua) merupakan faktor yang dominan untuk membimbing remaja untuk memilih pilihan yang bukan atau tidak sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Dari hasil pengalaman, banyak orangtua yang “menyarankan” (dibaca: memaksa) anaknya untuk mengikuti keinginan mereka, dengan berbagai macam motivasi.

Banyak orangtua “menyarankan” anak untuk masuk jurusan IPA karena akan jika lulusan dari jurusan IPA anaknya akan mempunyai banyak pilihan dalam mencari jurusan/fakultas di universitas nanti. Bahkan ditemukan pula sekolah yang menganggap bahwa jurusan IPA / eksakta lebih baik daripada jurusan IPS / sosial. Ironis, karena seharusnya pihak pendidik memberikan informasi yang dapat membantu anak didiknya sehingga mempunyai wawasan yang luas akan masa depannya. Selain itu, banyak orangtua “menyarankan” anaknya untuk masuk Fakultas yang diyakini akan cepat mendapatkan pekerjaan atau mendapatkan gaji yang besar setelah lulus kuliah nanti. Padahal fakultas yang diyakini akan mempunyai prospek yang bagus tersebut bukan merupakan minat anaknya.

Fenomena tersebut banyak terjadi pada masa remaja dan pada akhirnya, remaja yang mengalami hal tersebut menjadi tertekan, karena banyak diantara mereka menjalankan semuanya itu dengan terpaksa. Akibat lebih lanjut, banyak anak yang kemudian berhenti kuliah ataupun menjadi stres dengan kuliah yang dihadapi. Jika anak mengalami keadaan seperti itu, di satu sisi, ditemukan bahwa orangtua baru merasa menyesal telah “menyarankan” anaknya untuk memenuhi keinginan mereka. Namun di sisi lain, ada orangtua yang malah semakin menekan atupun memojokkan anaknya, dengan alasan klasik bahwa mereka (orangtua) merasa anaknya malas belajar.

Amat diyakini bahwa kejadian yang dialami oleh remaja seperti telah diuraikan merupakan pengalaman yang tidak ingin dialami. Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian tersebut?

Sebenarnya, tiap anak mempunyai minat yang bertujuan untuk dapat mengaktualisasikan diri di lingkungan sosial. Masing-masing anak mempunyai minat yang berbeda-beda, satu sama lainnya. Mereka adalah pribadi yang unik. Namun, seringkali remaja, orangtua, maupun pendidik, kurang menyadari potensi yang ada. Karena potensi yang ada kurang disadari, maka remaja pun menjadi kurang dapat mengembangkan minat tersebut.

Manfaat Melakukan Psikotes Peminatan

Dengan pemeriksaan psikologis (Psikotes) peminatan, remaja dibantu untuk menemukan minat, kemampuan (bakat) dan tipologi kepribadian mereka. Dari hasil peminatan tersebut akan diketahui pula jenis pekerjaan yang sesuai dengan minat remaja tersebut. Selain itu, akan diketahui pula tingkat kecerdasan (IQ) dan kemampuan-kemampuan dasarnya, sehingga remaja akan mengetahui kemampuan dasar apa yang menonjol (berkembang) dan juga kemampuan apa yang kurang berkembang atau menjadi titik lemah dalam meraih prestasi belajar. Dari dua aspek tersebut akan dilihat apakah minat yang dimiliki oleh remaja akan didukung dengan kemampuannya atau tidak.

Secara lebih mendalam, akan terlihat juga bagaimana kepribadian remaja ketika berada dalam situasi kerja. Faktor ini menjadi faktor pelengkap dari minat dan kemampuan anak. Dari aspek kepribadian, akan diketahui tentang bagaimana remaja dalam merespon dalam suatu situasi.

Dalam pemeriksaan Psikotes tersebut, penentuan saran Fakultas atau jenis pekerjaan yang sesuai dengan remaja, adalah dengan cara melihat terlebih dahulu minat anak. Kemudian, dilihat apakah minatnya tersebut didukung oleh kemampuan dasar (intelektual) atau tidak. Sedangkan faktor kepribadian menjadi pelengkap dari faktor minat dan bakat.

Misal, dari hasil pemeriksaan psikologis didapat bahwa minat anak adalah di bidang Mechanical, Artistic, dan Practical, serta didukung oleh aspek kemampuan dasar di bidang Aritmatika, Logika, dan Ruang. Maka dari kedua aspek tersebut anak dapat disarankan ke bidang seperti Fakultas Teknik dan atau Fakultas Desain.

Jadi dalam penentuan saran penjurusan, bukan didasarkan atas keinginan dari remaja (apalagi keinginan orangtua), namun lebih didasarkan pada kesesuaian antara minat dengan bakatnya (kemampuannya) yang terlihat dari hasil pemeriksaan psikologis tersebut. Hasil peminatan ini bersifat objektif sedangkan keinginan atau harapan dari orangtua atau anak bersifat subjektif.

Ketika remaja sudah mendapatkan hasil,hendaknya hasil tersebut dibaca dengan sungguh dan berkonsultasi kepada psikolog untuk mendapatkan penjelasan yang lebih komprehensif tentang hasil yang didapat tersebut, juga termasuk ketika ada persoalan lain yang menyertai remaja dalam memilih jurusan.

Narasumber : FX Albino Prasodjo, M.Si., Psi.

Mari Siapkan Anak Masuk SD Dengan Psikotes

Pemeriksaan Psikologis (Psikotes) adalah serangkaian test yang digunakan untuk mengukur dan menggali kemampuan serta potensi anak. Anak-anak usia balita biasanya merupakan masa yang menyenangkan bagi para orangtua, karena setiap hari pasti ada hal baru yang dapat ditemui pada perkembangan anak. Dengan adanya perkembangan informasi dan pengetahuan di masa kini yang demikian pesat, membuat orang tua menyadari bahwa 5 tahun awal kehidupan seorang anak merupakan masa yang sangat penting. Oleh karena itu dengan mengenal lebih tentang anak kita dan mengerti pentingnya pemeriksaan psikologis ini kita dapat melihat buah hati kita berkembang secara baik dan tepat.

Mengenal Golden Period

Umumnya, orangtua yang menyadari pentingnya 5 tahun awal kehidupan seorang anak akan sangat memperhatikan masa-masa ini. Hal ini bisa disebut juga sebagai golden period  karena hal tersebut merupakan masa yang sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya hingga dewasa nanti.

Diketahui bahwa dalam rentang 0 – 5 tahun tersebut, perkembangan fisik otak anak akan mencapai 85 % sementara perkembangan kecerdasannya sudah mencapai 50%. Oleh karena demikian besar pengaruh golden period tersebut, maka tidak jarang dan bahkan seringkali ditemui bahwa orangtua ingin mengoptimalkan masa tersebut, namun mengalami kebingungan atau kesulitan ketika mengurus, merawat, dan mendidik anak balitanya.

Hal yang Dilakukan Orang Tua Tanpa Psikotes

Umumnya orangtua, khususnya para ibu, akan saling bertukar informasi dan pengalaman dengan ibu lain mengenai pola pengasuhan yang diberikan kepada anak mereka. Kondisi ini sebenarnya dapat dikatakan kurang tepat karena setiap ibu memiliki latar belakang yang berbeda-beda (baik dari faktor budaya, ekonomi, pendidikan, pola pengasuhan orangtua mereka, agama, dan lain sebagainya). Oleh karena itu, alangkah lebih baik dan tepat bila seorang ibu langsung berkonsultasi kepada ahlinya, seperti psikolog / dokter / psikiater anak. Dengan demikian, informasi yang diperoleh pun terjamin keakuratannya.

Sudah dapat dipastikan bahwa orangtua akan menjadi risau dan khawatir ketika menemui anaknya belum bisa bicara atau terlambat berjalan, sementara ia sudah menginjak usia lebih dari satu tahun, atau anak tidak merespon ketika diajak bicara, anak sulit diatur dan tidak bisa diam melainkan bergerak terus menerus, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut akan menjadi semakin kompleks, bila anak sudah memasuki usia pra-sekolah. Pihak sekolah, khususnya guru yang menangani anak, juga akan mengalami kesulitan di dalam memberikan pengajaran-pengajaran di kelas terhadap anak-anak tersebut. Keadaan ini ditambah pula dengan syarat untuk memasuki pendidikan sekolah dasar yang mengharuskan seorang anak sudah mampu dan lancar membaca-menulis-berhitung. Baik orangtua maupun guru di jenjang pra-sekolah, menjadi tertekan dengan tuntutan tersebut dan tidak jarang pada akhirnya ditemui bahwa anak-anak usia balita sudah diikutsertakan dalam kursus-kursus yang sesungguhnya mengambil hak dan kebutuhan anak yang pada masa usia tersebut masih lebih banyak bermain.

Mari Kembangkan Anak Dengan Psikotes

Kompleksnya masa tumbuh kembang anak, membuat kami memberikan layanan pemeriksaan psikologis bagi anak-anak usia balita ini. Adapun tujuan dari pemeriksaan psikologis ini adalah untuk mengukur dan menggali kemampuan serta potensi anak, termasuk di dalamnya adalah melakukan pengukuran apakah anak sudah siap untuk melanjutkan pendidikannya di jenjang yang lebih lanjut, yaitu Sekolah Dasar (Psikotes kesiapan anak masuk Sekolah Dasar). Selain itu juga terdapat tes lainnya seperti tes untuk mendeteksi sejak dini berbagai masalah yang dapat muncul pada anak sehingga dapat segera dilakukan penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada. Dalam hasil pemeriksaan psikologis tersebut, kami pun tidak hanya memberikan gambaran dan penjelasan mengenai kondisi anak, tetapi juga memberikan saran-saran yang bersifat praktis kepada orang-orang yang terlibat langsung dalam pengasuhan dan pendidikan anak, yaitu khususnya orangtua dan guru, agar mudah dimengerti dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Narasumber : Joyce Novita Kristianto, Psi – Psikolog