“Eh, jangan pake tangan kiri dong Nak untuk ambil makanan, ambil dengan tangan bagus yang kanan.” Kalimat seperti itu tentu sudah tidak asing di telinga kita yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan timur. Kidal bukanlah suatu penyakit atau aib. Kidal merupakan sebutan bagi kondisi saat seseorang lebih banyak menggunakan tangan kiri daripada tangan kanannya saat beraktivitas.

Elizabeth B. Hurlock dalam buku Child Development menyatakan bahwa populasi anak kidal hanya sekitar 10% dan didominasi oleh anak laki – laki dibanding perempuan. Belum ada bukti pasti alasan seseorang anak menjadi kidal. Sebagian penelitian menunjukkan bahwa anak kidal dipengaruhi oleh faktor genetik, sebagian lagi menyatakan bahwa kidal dipengaruhi oleh pembagian kerja otak, dan penelitian lain juga menyatakan bahwa kidal dapat dipengaruhi faktor sosial.

Untuk faktor genetik, temuan yang diperoleh para peneliti dari Oxford University dapat dijadikan contoh. Mereka menemukan sebuah gen (disebut LRRTM1) yang dipercaya menjadi penyebab seseorang menjadi anak kidal.

Ada juga yang menyatakan bahwa penyebab kecenderungan seseorang dalam menggunakan tangannya lebih dikarenakan adanya “pembagian kerja” di otak manusia. Kedua belah otak mengendalikan bagian tubuh secara berlawanan. Otak kanan untuk tubuh bagian kiri, otak kiri untuk tubuh bagian kanan. Pembagian kerja ini berguna untuk menghemat energi. Soalnya, suatu penelitian menunjukkan bahwa bila kedua hemisfer (belahan otak) bekerja secara bersamaan, maka energi yang dihabiskan akan lebih besar.

Meski faktor genetik dan fungsi otak memiliki pengaruh, sebagian besar kecenderungan seseorang dalam menggunakan tangannya disebabkan oleh faktor sosial dan budaya. Para peneliti dari Northwestern University menemukan bahwa perbandingan yang tidak seimbang antara populasi orang kidal dan non kidal yang bisa mencapai angka 1 berbanding 9 dipengaruhi faktor sosial dan budaya.

Lantas bagaimana membesarkan anak kidal di tengah – tengah kebudayaan timur?

Tidak memaksa Anak. Anak-anak kidal sering dianggap anak yang kurang sopan karena, misalnya, selalu lupa bersalaman dengan tangan kanan. Padahal, menurut Weber yang juga ahli biologi, dominasi tangan kiri memberi tanda bahwa aktivitas otak sebelah kanan lebih dominan. Demikian juga sebaliknya, dominasi aktivitas otak bagian kiri menandakan tangan kanan si kecil lebih kuat, lebih dominan.

Oleh karenanya para ahli menyarankan untuk tidak mengoreksi anak saat mengajarkan si kidal untuk selalu melakukan sesuatu dengan tangan kanan, apalagi dengan paksaan. Jika dipaksakan, aktivitas otak sebelah kananya akan terhambat. Pada beberapa kasus, tidak jarang anak kidal mengalami gangguan ingatan dan perkembangan rentang konsentransi serta gangguan bicara dan orientasi.

Mengatur semua di tengah. Cara termudah melatih kerterampilan menggunakan tangan kanan pada si kidal adalah dengan menempatkan benda – benda yang biasa dipegang dengan tangan kiri ke tengah. Misalnya meletakan sendok makan di tengah piring, begitu juga dengan kudapan, pensil warna dan berbagai barang lain yang sering digunakan oleh si kecil. Bila si kecil tetap menggunakan tangan kiri, biarkan dan tidak mengkoreksi atau memarahinya.

Support. Tetap memberikan dukungan kepada si kecil bahwa tidak apa menggunakan tangan kiri dalam beraktivitas. Hal ini membantu si kecil agar rasa percaya dirinya berkembang dan tidak menjadi minder. Berikan pula penjelasan kepada guru di sekolah, bahwa si kecil bertangan kidal dan minta agar guru dapat memahami dan menerima kondisi tersebut serta tidak memaksakan si kecil untuk menggunakan tangan kanan.

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment