Painless Acupuncture Dengan Laserpunktur
Narasumber : dr. Febyana Anggraeni Tjahjar, Sp.Ak
Akunpuntur
Berasal dari Tiongkok dan berusia ribuan tahun, kita semua mengenal akupunktur sebagai terapi menggunakan jarum halus yang ditusukkan pada titik akupunktur tubuh. Sudah banyak jurnal kedokteran berbasis bukti akan manfaat akupunktur pada kesehatan. Oleh badan kesehatan dunia / World Health Organization (WHO) sejak tahun 1991, akupunktur telah diakui sebagai cara pengobatan dan merekomendasikannya untuk diintegrasikan dalam sistem kesehatan tiap negara anggota. Pada tahun 2002, akupunktur telah diterapkan setidaknya di 78 negara.
Namun demikian, ketika kita mendengar terapi akupunktur untuk pertama kali, walaupun ada rasa penasaran, ada pula rasa ngeri membayangkan nyerinya ditusuk-tusuk jarum-jarum halus. Teknologi masa kini membawa kita pada perpaduan harta karun pengobatan tradisional Tiongkok ini dengan modalitas alat lain untuk mendapatkan hasil dan kenyamanan yang maksimal, salah satunya laserpunktur.
Pengobatan dengan laserpunktur lebih “bersahabat” sebab tidak menusuk jaringan. Selain mendapatkan efek dari perangsangan titik akupunktur oleh sinar laser energi rendah, sebagai tambahan laserpunktur memiliki efek terapi laser energi rendah yang dapat meningkatkan hasil dari terapi akupunktur. Efek ini merupakan efek fotobiologis yang dapat merangsang proses perbaikan sel di dalam tubuh dengan konsentrasi pada area di mana titik akupunktur berada. Dosis yang diberikan bukanlah dosis radiasi tetapi dosis terkontrol yang diperlukan sehingga terjadi proses tersebut di dalam tubuh.
Terapi laser energi rendah juga dapat mengaktivasi metabolisme dalam sel, yakni di dalam mitokondria. Fungsi mitokondria ini adalah untuk mensintesis ATP atau energi yang diperlukan untuk fungsi metabolisme tubuh, sehingga diharapkan ada efek anti radang, analgesik (anti nyeri), regenerasi sel, sirkulasi dan antiedema.
yang dirasakan saat terapi laser?
Terkadang ada sensasi deqi seperti halnya yang dirasakan pada terapi akupunktur. Rasa pegal, seperti kesetrum. Sensasi ini normal dan terkadang dicari pada saat terapi akupunktur dengan jarum halus, sebab dianggap sebagai pertanda terapi yang berhasil.
Apakah terapi ini aman?
Terapi ini cukup aman dilakukan selama mengikuti prosedur dan bisa untuk siapa saja, termasuk anak-anak dan orang tua.
Penyakit apa saja yang bisa diterapi dengan laserpunktur?
Laserpunktur dapat dilakukan pada pasien dengan kasus nyeri kepala, bahu, neuralgia post herpetica, carpal tunnel syndrome, neuralgia diabetik, bells palsy, stroke, anak dengan cerebral palsy dan masih banyak lagi. Pada pasien yang takut dengan jarum, laserpunktur dapat menjadi modalitas pilihan yang lebih nyaman.
Apakah ada efek sampingnya?
Lazimnya terapi lainnya, tentu ada efek sampingnya. Eritema (merah) pada area tindakan laser, lelah, sedikit pusing, kebas dam peningkatan nyeri lokal sering terjadi pada beberapa kasus. Efek samping ini terdapat pada area tertentu dan berlangsung selama beberapa menit hingga jam. Jarang yang sampai beberapa hari.
Adakah kontraindikasinya?
Ada beberapa area yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan terapi laserpunktur, seperti pada kepala bayi dengan fontanela yang belum menutup, kartilago epifisis anak-anak, langsung pada mata, testis, kulit yang sedang tidak sehat, letak di mana tumor berada, serta pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap fototerapi.
Pada kasus-kasus seperti infeksi, area implan pacemaker atau defibrilator, organ endokrin, tanda lahir, lebam paska operasi akut, terapi ini masih dapat dilakukan dengan beberapa ketentuan.
Akhir kata, sebagai kombinasi terapi tradisional dengan aplikasi terapi berprinsip modern, laserpunktur memenuhi kebutuhan pengobatan integratif, holistik, untuk mendapatkan hasil maksimal yang diharapkan.