Kanker Paru Series 3:
"Penanganan Terkini Kanker Paru"
Narasumber : Dr. I Putu Kokohana Arisutawan, Sp.BTKV (K)
Tujuan Pembedahan, Prognosis pasien
Tujuan pembedahan dalam kanker paru adalah untuk menghilangkan tumor atau sebagian besar jaringan yang terinfeksi. Prosedur ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti reseksi lobektomi atau pneumonectomi, tergantung pada stadium dan lokasi kanker. Selain itu, pembedahan juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala, mencegah penyebaran lebih lanjut, atau memperbaiki fungsi paru. Meskipun pembedahan merupakan salah satu opsi pengobatan utama, keputusan untuk menjalani operasi biasanya bergantung pada sejumlah faktor, termasuk stadium kanker, kesehatan umum pasien, dan respons potensial terhadap perawatan lainnya
- Kriteria Pemilihan Pasien untuk Pembedahan
- Stadium Kanker:Pasien dengan stadium awal atau terlokalisasi kanker paru sering menjadi kandidat utama untuk pembedahan. Reseksi tumor menjadi lebih mungkin pada kanker yang belum menyebar secara luas
- Kondisi Kesehatan Umum:Kesehatan umum pasien menjadi faktor penting. Pasien harus cukup sehat untuk menjalani prosedur pembedahan dan pulih dari operasi
- Fungsi Paru: fungsi paru sangat penting. Pemahaman tentang seberapa baik paru-paru dapat berfungsi setelah operasi menjadi faktor penting dalam memutuskan apakah pembedahan dapat dilakukan atau tidak
- Usia: Usia pasien juga dapat mempengaruhi keputusan untuk melakukan pembedahan. Pada beberapa kasus, kesehatan umum dan toleransi terhadap operasi dapat bervariasi tergantung pada usia
- Respons Terhadap Terapi Lain: Respon pasien terhadap terapi lain, seperti kemoterapi atau radioterapi, juga diperhitungkan. Beberapa pasien mungkin mendapatkan keuntungan maksimal dari kombinasi perawatan
- Kondisi Medis Tambahan: Adanya kondisi medis tambahan seperti penyakit jantung, diabetes, atau masalah kesehatan lainnya juga harus dipertimbangkan dalam keputusan untuk melakukan pembedahan
Kriteria pemilihan pasien untuk pembedahan kanker paru melibatkan pertimbangan beberapa faktor. Beberapa kriteria umum meliputi:
Keputusan akhir untuk menjalani pembedahan kanker paru adalah hasil dari penilaian holistik terhadap faktor-faktor ini oleh tim medis yang terlibat dalam perawatan pasien.
- Jenis-Jenis Pembedahan yang Umum Dilakukan
- Reseksi Lobus: lobus merupakan prosedur operasi pengangkatan (reseksi) seluruh bagian lobus paru yang terkena kanker paru. Terdapat dua teknik pada reseksi lobus. Kedua teknik ini dilakukan dengan anestesi umum. Teknik pertama yaitu prosedur reseksi lobus konvensional dengan melakukan sayatan pada bagian tengah dada kemudian menggunakan retraktor tulang rusuk untuk melihat langsung kanker paru tersebut kemudian dilakukan pengangkatan pada lobus paru yang sakit. Teknik dilakukan pada tumor yang ukuran besar. Teknik kedua yaitu reseksi lobus menggunakan Video-assisted Thoracoscopic Surgery (VATS). Pendekatan ini memiliki keuntungan berupa lebih sedikit trauma atau nyeri pada tubuh pasien saat operasi dilakukan maupun setelah operasi dan dapat juga pemulihan pasien yang lebih cepat. Namun ada beberapa ketentuan dalam memilih teknik ini salah satunya yaitu ukuran tumor harus cukup kecil dan harus berada di lokasi yang dapat dengan mudah dijangkau oleh instrumen. Pada reseksi lobus dengan menggunakan VATS akan dilakukan beberapa sayatan kecil dengan ukuran 4-5 cm. Pada sayatan tersebut akan dimasukkan instrumen medis dan torakoskop yang akan terhubung ke monitor televisi untuk membantu dokter melihat lokasi operasi. Setelah itu dilakukan pengangkatan pada lobus paru yang sakit.
- Reseksi Segmen: Reseksi segmen merupakan prosedur operasi pengangkatan segmen lobus paru. Sama halnya dengan reseksi lobus, pada reseksi segmen dapat dilakukan secara konvensional dengan pembedahan terbuka atau dengan teknik bedah menggunakan VATS. Pada pembedahan terbuka akan dilakuakan satu sayatan panjang di antara tulang rusuk, di bawah ketiak di sisi paru-paru yang terkena. Tulang rusuk dipisahkan dan sebagian tulang rusuk dapat diangkat untuk memberikan pandangan yang lebih baik dan akses ke paru-paru. Setelah paru-paru yang sakit terlihat, paru-paru akan dikempiskan untuk sementara. Kemudian akan dilakukan pengangkatan pada sebagian paru-paru yang sakit. Kemudian selang dimasukkan ke dalam rongga dada (selang dada) untuk mengalirkan udara atau cairan pasca operasi. Setelah prosedur selesai paru-paru kembali dikembangkan dan menutup sayatan menggunakan jahitan. Sedangkan pada teknik VATS untuk mengakses rongga dada akan dilakukan 2 hingga 3 sayatan kecil di daerah dada. Kemudian pada sayatan tersebut dimasukkan intrumen medis dan torakoskop. Setelah itu dilakukan pengangkatan pada segmen lobus paru yang sakit. Prosedur ini memiliki beberapa keuntungan seperti mengurangi masa rawat inap, rasa sakit, waktu pemulihan, dan risiko infeksi.
- Pengangkatan kelenjar getah bening: Pembedahan kelenjar getah bening adalah prosedur pembedahan di mana kelenjar getah bening diangkat, dan sampel jaringan diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya kanker. Operasi ini dilakukan sebagai bagian dari manajemen pada kanker. Pembedahan kelenjar getah bening dapat dibagi menjadi pengangkatan kelenjar getah bening regional, yaitu pengangkatan beberapa kelenjar getah bening di area tumor dan pengangkatan kelenjar getah bening radikal, yaitu pembedahan sebagian besar atau seluruh kelenjar getah bening di area tumor. Teknik pembedahan yang dipakai tergantung pada lokasi kelenjar getah bening, dapat dilakukan dengan teknik pembedahan terbuka atau pembedahan secara minimal invasive. Setelah diangkat, selang kecil akan masuk sebelum dilakukan penutupan dan menjahit luka bekas sayatan. Selang ini berguna untuk membuang sisa cairan dan darah setelah operasi.
Proses Pembedahan pada Pasien dengan Kanker Paru
- Persiapan sebelum pembedahan
- Pemulihan pasca pembedahan
Sebelum pasien menjalani pembedahan untuk kanker paru, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan di antaranya pemeriksaan radiologi dan laboratorium serta pemeriksaan fungsi paru. Pemeriksaan radiologi dilakukan dengan CT scan atau PET scan untuk mengetahui ukuran tumor, penyebaran ke kelenjar getah bening, dan penyebaran ke rongga dada lainnya. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menilai kondisi tubuh pasien yang meliputi pemeriksaan darah perifer (hemoglobin, trombosit, leukosit dan hitung jenis leukosit), pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi liver, kekentalan dan pembekuan darah, analisa gas darah, kadar gula darah, serta pemeriksaan lainnya yang dianggap perlu sesuai dengan kondisi penyakit penyerta pasien dan peraturan rumah sakit. Selain itu, sebelum pembedahan kanker paru pasien juga perlu dilakukan pemeriksaan fungsi paru untuk menilai kemungkinan faktor risiko dan prognosis (prediksi kondisi setelah operasi) serta menentukan tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Umumnya, pasien yang telah berhenti merokok sebelum menjalani operasi akan memiliki prognosis yang lebih baik setelah operasi. Selain pemeriksaan, pasien juga akan dikonsultasikan ke dokter spesialis anastesi untuk menentukan toleransi pasien terhadap operasi dalam pembiusan umum dan alat bantu napas. Selain itu pasien juga akan dikonsultasikan ke dokter spesialis lainnya yang sesuai dengan penyakit penyerta pasien untuk menentukan toleransi kondisi tubuh pasien terhadap operasi yang akan dilakukan serta persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum operasi.
Pasca pembedahan pasien akan dipantau ketat dan dirawat di unit perawatan intensif (intensive care unit/ ICU) sampai kondisi pasien stabil dan pasien dapat dilepas dari alat bantu napas. Selain itu pasien juga akan mendapatkan pengobatan untuk mendukung pemulihan seperti antinyeri, antibiotik, terapi nutrisi, terapi cairan serta terapi lainnya yang diperlukan sesuai dengan kondisi penyakit pasien. Pasien juga akan menjalani fisioterapi untuk mendukung pemulihan pasca pembedahan. Perawatan luka operasi akan dilakukan dengan membersihkan luka operasi dan mengganti perban. Pada saat selesai operasi, pasien mungkin dipasang selang drain untuk mengeluarkan sisa-sisa darah dan cairan dari luka operasi di dalam rongga dada. Pasca operasi, setelah produksi cairan ini berhenti atau berdasarkan penilaian dokter bedah sudah cukup sedikit, selang drain tersebut dapat dilepas dan perawatan luka operasi dilanjutkan seperti biasa sampai luka kering. Pasien dapat dipulangkan ke rumah setelah kondisinya cukup stabil dan dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Perawatan luka operasi serta perawatan lanjutan untuk penyakit lainnya dapat dilanjutkan secara rawat jalan.