Ergonomi: Ancaman Tersembunyi yang Mengancam Kesehatan Pekerja
Narasumber : dr. Nurul Hanifa,Sp Ok
Ergonomi : Bahaya yang Terabaikan
Bekerja merupakan suatu keseharian yang tak terelakkan dari kehidupan manusia, dan berbagai sektor pekerjaan membuat pekerja perlu melakukan beberapa posisi kerja yang tidak sesuai dengan ukuran atau desain area kerja. Hal ini tentu akan berdampak pada risiko gangguan muskuloskeletalpada pekerja tersebut apabila posisi kerja yang tidak sesuai tersebut dilakukan pada jangka panjang. Ketidaksesuaian ini kita sebut dengan bahaya ergonomi, sesuatu yang tidak jarang kita jumpai di tempat kerja.
Tanpa kita sadari, posisi kerja yang tidak ergonomis akan berdampak pada kesehatan dan fungsi dari sistem muskuloskeletal atau yang kita kenal dengan otot dan rangka. Yang mana gangguan muskuloskeletal ini adalah salah satu hal yang paling sering menyebabkan turunnya produktivitas kerja, karena adanya nyeri berkelanjutan, pegal, maupun rasa tidak nyaman di beberapa bagian tubuh pekerja, yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi performa kerja.
Gerakan berulang yang berbahaya
Posisi atau kegiatan bekerja yang tidak ergonomis dapat berupa manual handling seperti heavy lifting/ pushing/ pulling atau mengangkat/ mendorong/ menarik benda berat yang melebihi batasan yang direkomendasikan, repetitive motion atau suatu rangkaian gerakan berulang yang dilakukan terus menerus dalam durasi waktu tertentu, static position atau posisi yang tidak berubah dalam durasi waktu tertentu, dan awkward position atau posisi janggal seperti membungkuk, memutar pinggang, meraih benda di luar jangkauan, dan lain sebagainya.
Dengan adanya dampak gangguan muskuloskeletal pada pekerja yang melakukan pekerjaan yang tidak ergonomis, maka penilaian risiko perlu dilakukan secara berkala, terutama pada saat akan memulai suatu uraian tugas tertentu, perubahan area kerja atau alat kerja yang dipakai, dan ketika terdapat keluhan adanya gejala terkait gangguan muskuloskeletalp ada sekelompok pekerja dengan uraian tugas yang sama. Penilaian risiko dapat berupa observasi rangkaian tugas kerja, wawancara pekerja dan kepala unit kerja, serta penilaian menggunakan tools tertentu sesuai dengan jenis bahaya potensial ergonomi yang ditemukan.
Tentunya selain penanganan medis yang tepat, bentuk pencegahan risiko gangguan muskuloskeletal akibat bahaya potensial ergonomi tersebut sangat perlu dilakukan. Salah satunya dengan ergonomic assessment atau penilaian tingkat bahaya potensial ergonomi di setiap area kerja dengan metode yang tepat, sehingga dapat dilakukan mitigasi risiko serta pembuatan rekomendasi tertentu agar risiko timbulnya gangguan muskuloskeletal pada pekerja dapat diminimalkan, sehingga produktivitas dan performa kerja dapat terjaga dengan baik.