Efektifnya Pengobatan Tiroid dengan Radio Frequency Ablation (RFA): Solusi Tanpa Operasi
Narasumber : dr. Rochsismandoko, Sp.PD. KEMD., FINASIM. FACE
Fungsi kelenjar tiroid:
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang memiliki fungsi mempertahankan metabolisme tubuh, seperti metabolisme jantung, membantu mengatur metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, memacu pertumbuhan normal, memacu perkembangan dan pematangan sistem saraf dan memacu pembentukan kalori. Dengan kata lain, gangguan kelenjar tiroid dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh dan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.
Masalah tiroid dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu, perubahan ukuran atau bentuk tiroid yang biasa dikenal dengan gondok dan gangguan fungsi hormon tiroid. Kedua masalah tersebut dibagi lagi menjadi dua, perubahan ukuran tiroid yang sering dikenal sebagai gondok dibagi menjadi dua yaitu benjolan jinak dan ganas. Sedangkan gangguan fungsi hormon dibagi menjadi hipertiroid (kelebihan hormon) dan hipotiroid (kekurangan hormon).
- Gejala Hipertiroid:
- Gemetar, gugup / gelisah
- Mata melotot
- Berat badan berkurang meski banyak makan
- Sulit tidur
- Cepat lelah
- Berdebar
- Tidak tahan panas
- Diare
- Tulisan tangan berubah
- Gangguan Menstruasi
- Otot lemah, tidak kuat olah raga, tidak bisa naik tangga
- Mata nyeri atau pandangan ganda
- Rasa cemas berlebihan
- Nadi cepat
- Kelenjar gondok membesar
- Kadar hormon T3 dan T4 meningkat
- Gejala Hipotiroid:
- Mudah lelah
- Berat badan meningkat
- Pelupa
- Labil / sensitif
- Sulit berkonsentrasi
- Rambut rontok / menipis
- Kulit kering
- Tidak tahan dingin
- Kolesterol meningkat
- Mata sembab
- Kelenjar gondok membesar
- Suara dalam parau, tenggorokan kering dan sering meradang
- Denyut jantung melemah
- Infertilitas, siklus menstruasi tidak teratur
- Otot lemah
- Sembelit
Gangguan kelenjar tiroid ini kerap tidak disadari karena tak ada gejala khusus. Padahal, jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, kelainan tiroid dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup. Oleh karenanya, penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini serta mendapatkan penanganan yang tepat terhadap masalah tiroid.
Thyroid Center
Bethsaida Hospital yang telah memiliki layanan Thyroid Center kini siap untuk memberikan pelayanan terhadap penyakit tiroid ini. Mulai dari penegakan diagnosa, terapi khusus, hingga penanganan secara komprehensif. Kami mengetahui bahwa tidak sedikit diantara masyarakat yang menghindari rumah sakit untuk penanganan terhadap penyakit tiroid. Hal ini disebabkan oleh pemikiran masyarakat yang berasumsi bahwa jika sudah mengalami tiroid maka tindakan operasi merupakan hal yang tidak bisa dihindari.
Akan tetapi bersama Dr. Rochsismandoko, Sp.PD-KEMD, FACE sebagai dokter spesialis penyakit dalam yang mendalami sub spesialisasi endokrin dan penyakit metabolik dari Bethsaida Hospital mengatakan bahwa sekarang untuk pembesaran kelenjar tiroid jinak bisa dilakukan tindakan minimal invasif yang tanpa operasi. Tindakan ini disebut juga sebagai Radio Frequency Ablation dimana metode ini digunakan untuk memperkecil ukuran sampai menghilangkan tonjolan (nodul) tiroid.
Prosedur Tindakan RFA
Tindakan RFA ini akan melibatkan sebuah elektroda yang dimasukkan ke dalam leher dengan bantuan USG sampai mencapai tumor di dalam kelenjar tiroid, kemudian sebuah generator listrik akan dinyalakan untuk mengalirkan energi termal untuk merusak struktur tumor. Tentu prosedur ini akan menggunakan anastesi lokal sehingga pasien merasa aman & nyaman selama menjalani prosedur.
Pada umumnya prosedur Radio Frequency Ablation ini akan memakan waktu hanya 30 menit sampai 1 jam dengan kelebihan secara biaya lebih murah dan pasien tidak akan memiliki luka bekas sayatan operasi. Tindakan ini juga pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit baik saat dilakukan prosedur ataupun sesudahnya.Setelah menjalani prosedur RFA ini, dokter akan melakukan observasi selama 10-12 jam. Selain itu, prosedur ini tidak memiliki banyak persyaratan namun biasanya pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memastikan keadaan tubuh pasien siap menjalani prosedur RFA ini.
Berhasil atau tidaknya tindakan ini bisa dilihat 6 bulan setelah menjalani prosedur dengan kontrol rutin ke dokter setiap bulannya.