Bethsaida Hospital - Hospital With Heart

Double chin

17 Oktober 2022
Narasumber : dr. Inneke Halim, Sp. KK



Dagu Berlipat

       Dagu berlipat atau double chin merupakan kondisi yang dapat ditemukan pada orang berusia muda maupun tua. Penyebab double chin adalah penumpukan lemak di area bawah dagu. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa penuh atau tidak nyaman di area leher dan juga mengganggu penampilan.
       Selama ini, double chin seringkali indentik dengan kegemukan, namun orang yang berat badan biasa ataupun kurus pun bisa mengalaminya. Hal-hal yang dapat menimbulkan double chin antara lain:

  • Faktor genetik atau keturunan
  • Faktor usia: Bertambahnya usia membuat elastisitas kulit berkurang sehingga area kulit bawah dagu kendor. Tampilan kulit yeng kendor ini membuat dagu tampak berlipat
  • Diet dan berat badanMakanan tinggi kalori, makanan yang diproses dan mengandung tinggi lemak dapat mempengaruhi berat badan dan menimbulkan doble chin
  • Postur tubuh yang buruk Kebiasaan melihat ke bawah saat menggunakan HP, postur duduk dengan posisi kepala menekuk, dapat menyebabkan otot di leher dan dagu melemah, sehingga lama-kelamaan menyebabkan kulit menjadi kendor.

       Untuk mencegah dan mengurangi tampilan double chin , bisa dilakukan beberapa hal, seperti memperbaiki pola makan, memperbaiki postur tubuh, mengurangi berat badan, menggunakan pelembap dan produk perawatan kulit dengan kandungan anti aging sehingga kulit lebih kencang dan memperbaiki elastisitasnya.

    Bila double chin sudah telanjur ada, dapat dilakukan treatment:
  1. Mesoterapi
  2. HIFU
  3. Liposuction

Konsultasikan segera bentuk ideal dari lekuk wajah dan leher



       Mesoterapi merupakan terapi dengan cara menginjeksikan komponen penghancur lemak ke area dengan penumpukan lemak berlebihan, termasuk double chin. Tindakan ini dapat juga dilakukan pada area dengan penumpukan lemak yang berlebihan lainnya, seperti perut, lengan, paha, lemak di bawah garis bra, dan area pinggul. Komponen yang disuntikkan dapat mengandung dexoycholic acid, phosphatidilkolin, ekstrak tanaman, dan multivitamin. Tindakan ini dapat menjadi alternatif terapi bagi pasien yang belum siap untuk menjalani prosedur operasi/liposuction.

       Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain nyeri, bengkak di area suntikan, kemerahan, lebam, yang sifatnya sementara. Setelah penyuntikan, pasien dapat langsung beraktivitas seperti biasa. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dibutuhkan minimal 4 kali terapi, tergantung ketebalan lemak, dengan interval terapi 2 minggu. Namun, perlu diperhatikan untuk tetap mempertahankan gaya hidup yang sehat agar lemak yang berkurang tidak terbentuk lagi.