Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dinanti umat Muslim, bukan saja yang sehat wal afiat, yang mengidap diabetes pun berharap dapat berpuasa sebagaimana biasanya. Sebelum menunaikan ibadah puasa, ada baiknya penyandang diabetes melakukan pemeriksaan urin lengkap. Tujuannya untuk melihat profil metabolisme melalui evaluasi urin. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kadar keton. Jika ditemukan keton dalam urin, maka Diabetesi disarankan untuk tidak menjalankan puasa.

Mengapa demikian? Tingginya kadar keton dalam urin menandakan bahwa tubuh memproses cadangan lemak sebagai sumber energi. Kondisi ini menandakan tubuh k pada saat tubuh tidak mendapatkan asupan. Sebagai akibatnya, tubuh akan terasa sangat lemas saat tidak mendapatkan asupan. Oleh karenanya, Diabetesi yang merasa lemah disarankan untuk berhenti berpuasa.

Lebih lanjut, penderita diabetes disarankan untuk berhenti berpuasa apa bila kondisi tubuh terasa lebih lemas atau lemah dari biasanya atau mual muntah. Karena, perasaan lemah tersebut diakibatkan oleh adanya pembelahan sel – sel otot sebagai sumber energi. Jika diteruskan dapat membahayakan kondisi Diabetesi.

Banyak makan makanan berserat saat berbuka, sangat bermanfaat sebagai penyimpan cadangan cairan selama berpuasa. Karena makanan berserat dapat menahan air lebih lama, sehingga kebutuhan hidrasi kita tetap terjaga.

Sebagai bekal berpuasa, berikut tips berpuasa bagi Diabetesi:

  1. Konsultasikan obat dengan dokter Anda. Pemilihan obat dan saat minum obat sangat penting. Pasien disarankan untuk mengkonsumsi obat yang meningkatkan insulin setelah berbuka (pada sore atau malam hari). Obat – obatan     diabetes yang dikonsumsi pagi hari adalah obat yang dapat bekerja dalam jangka waktu pendek.
  2. Diabetesi tidak direkomendasikan untuk mengkonsumsi makan makanan yang lambat dicerna seperti ketan, dodol dan lain sebagainya, tapi tidak disarankan juga untuk mengkonsumsi makanan yang cepat dicerna seperti bubur, lontong dan mie. Makanan yang cepat dicerna dapat segera meningkatkan kadar gula darah, sebaliknya makanan yang lambar dicerna akan mengganggu pencernaan.
  3. Berbukalah dengan korma, karena korma mengandung gula yang mudah dicerna oleh tubuh sehingga dapat menghasilkan energi dengan cepat. Lebih lanjut, konsumsi korma akan mendorong Diabetesi untuk segera mencukupi kebutuhan airnya. Hal ini disebabkan oleh karena makan korma mendorong rasa haus sehingga merasa ingin banyak minum.
  4. Cukupi kebutuhan cairan saat berbuka. Dengan konsumsi air putih saat berbuka, membantu kondisi tubuh untuk menerima asupan makan besar lebih lanjut.

Narasumber:
dr. Duddy Mulyawan, SpPD, FINASIM
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Bethsaida Hospitals

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment